Indeks saham Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melemah disebabkan sebagian investor mengalihkan dananya dalam bentuk rupiah sehingga membuat rupiah menguat, hal itu menunjukkan tidak terjadi keluarnya dana asing dari dalam negeri (capital outflow
Jakarta (ANTARA News) - Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Rabu pagi menguat sebesar 20 poin ke posisi Rp8.902 dibanding sebelumnya yang sebesar Rp8.922.
Pengamat pasar uang, David Sumual di Jakarta, Rabu mengatakan, menguatnya rupiah pada pagi ini memberi dampak positif yang mencerminkan dana asing masih berada di dalam negeri.
"Indeks saham Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melemah disebabkan sebagian investor mengalihkan dananya dalam bentuk rupiah sehingga membuat rupiah menguat, hal itu menunjukkan tidak terjadi keluarnya dana asing dari dalam negeri (capital outflow)," katanya.
Ia menambahkan, melemahnya dolar AS terhadap rupiah menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Asia termasuk Indonesia ke depan akan lebih baik.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi AS yang sedikit melambat karena tertahan oleh data sektor perumahan yang mencatatkan penurunan kredit rumah menjadi sentimen negatif mata uang dolar AS terhadap Rupiah.
"AS khawatir dengan sektor perumahan yang pencatatan kreditnya belum meningkat, hal itu menunjukkan pertumbuhan AS sedikit masih lambat. Kendati data pengangguran AS turun hingga sembilan persen," ujarnya.
Ia menambahkan, suku bunga kredit untuk perumahan di AS mulai meningkat dalam 10 bulan terakhir. Suku bunganya naik disertai "down payment" untuk kredit baru sebesar 20 persen dari nilai pinjaman.
"Kenaikan suku bunga tersebut, akan mengurangi kemampuan beli masyarakat sehingga dapat memperlambat pemulihan di sektor perumahan," kata dia.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011