Chicago (ANTARA) - Harga emas turun tajam pada akhiri perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut, karena rebound dalam imbal hasil obligasi AS dan peningkatan mengejutkan dalam penjualan ritel September merusak status safe-haven emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 29,6 dolar AS atau 1,65 persen menjadi ditutup pada 1.768,30 dolar AS per ounce. Namun, untuk periode minggu ini emas berjangka masih membukukan kenaikan 0,60 persen.
Sehari sebelumnya, Kamis (14/10), emas berjangka terdongkrak 3,2 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.797,90 dolar AS, setelah melonjak 35,4 dolar AS atau 2,01 persen menjadi 1.794,70 dolar AS pada Rabu (13/10) dan menguat 3,6 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.759,30 dolar AS pada Selasa (12/10) .
“Emas memiliki segalanya yang menentangnya. Suku bunga riil naik, ekuitas lebih tinggi, begitu juga Bitcoin,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Data ekonomi yang dirilis pada Jumat (15/10) beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,7 persen pada September, bulan kedua berturut-turut penjualan ritel meningkat. Penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada September, meningkatkan ekuitas dan memperpanjang kerugian emas sebagai lindung nilai risiko.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan harga impor naik 0,4 persen pada September setelah turun 0,3 persen pada Agustus. Sementara itu, indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York turun 14,5 poin menjadi 19,8 pada Oktober, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 25 poin.
Meningkatkan peluang kerugian memegang emas, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan pulih dari level terendah lebih dari satu minggu pada Kamis (14/10).
Sementara sebagian besar pembuat kebijakan Fed setuju bahwa bank sentral dapat mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan segera bulan depan, mereka terpecah tajam atas inflasi dan apa yang harus mereka lakukan tentang hal itu.
Investor kemungkinan hanya memperkirakan pengetatan moderat dari bank-bank sentral utama dan "yang seharusnya tidak menyebabkan terlalu banyak masalah bagi emas karena investor melakukan lindung nilai terhadap tingkat harga yang tinggi," kata Fawad Razaqzada, analis ThinkMarkets.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 12,8 sen atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 23,349 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 6,6 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada 1.058,9 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas menguat lagi, dipicu penurunan dolar dan imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Harga emas naik di pasar Asia, dipicu dolar dan obligasi AS melemah
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021