Pasuruan (ANTARA News) - Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Badrodin Haiti menegaskan, tersangka pelaku penyerangan Pesantren YAPI di Kenep, Beji, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur merupakan tindak kriminal murni yang dilakukan oleh orang per orang secara bersama-sama.
Penegasan itu disampaikan Kapolda Jawa Timur usai melakukan pertemuan tertutup dengan para komponen masyarakat Pasuruan di Pendapa Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (16/2) dini hari.
Sebelumnya komponen masyarakat Pasuruan yang terdiri atas para Tokoh Agama, Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan, serta Muspida Kabupaten Pasuruan melakukan pertemuan secara tertutup di Pendapa Kabupaten Pasuruan mulai Selasa (15/2) malam hingga Rabu (16/2) dini hari.
Kapolda menyebutkan, tersangka yang kini masih terus diperiksa secara intensif di Mapolres Pasuruan sebanyak tiga orang.
Kapolres Pasuruan, AKBP Syahardiantono yang mendampingi Kapolda menyebutkan, ketiga tersangka tersebut masing-masing, UB, MZ, dan DU. Para tersangka yang masih berusia sekitar 20 tahunan sama-sama warga Bangil.
Kapolda menambahkan, upaya untuk mengungkap kasus yang bersifat massal antara pelaku dengan barang bukti harus dicocokkan.
"Polisi kini masih terus berupaya untuk mencocokkan keterangan dari sejumlah saksi yang diperiksa dengan barang bukti yang ada," kata kapolda.
Kapolda mengungkapkan, terdapat sejumlah saksi yang kini masih diperiksa di Mapolres Pasuruan. Namun yang telah terbukti menjadi tersangka baru tiga orang tersebut. Namun kapolda juga mengungkapkan, masih ada kemungkinan jumlah tersangka juga masih bisa berubah lagi.
Dijelaskan, motif insiden di Pesantren YAPI tersebut sementara ini terungkap hanya karena keridaksukaan seseorang terhadap kelompok tersebut.
Tindakan yang dilakukan oleh para tersangka dilakukan secara pribadi-pribadi. Tidak ada perintah dari pimpinan organisasi.
Kapolda mengungkapkan, insiden di Pesantren YAPI dilakukan tersangka sepulang mengikuti pengajian di Singosari.
Disebutkan, dalam pengajian tersebut memang disinggung-singgung tentang aliran Syiah. Namun penceramah dalam pengajian tersebut tidak ada provokasi untuk melakukan penyerangan terhadap kelompok dimaksud.
Insiden terjadi saat sekelompok orang yang pulang dari pengajian dari Singosari tersebut melintasi Pesantren YAPI dan saling mengejek, yang kemudian berkembang saling serang.
Kapolda juga mengaku telah mengkonfirmasikan insiden tersebut ke pimpinan kelompok pengajian Aswaja (Ahlusunah wal Jamaah) Bangil. Diungkapkan, pimpinan kelompok pengajian juga menegaskan tidak memberikan komando penyerangan terhadap Pesantren YAPI.
Kapolda juga mengaku telah mendapat penjelasan dari Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan, maupun Ketua PCNU Bangil yang mengaskan, bahwa kelompok pengajian Aswaja juga bukan termasuk dalam organisasi NU. (MSW/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011