Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Jumat, mengatakan saat ini warga mulai memilih vaksin yang akan diterima berdasarkan efek yang dirasakan, sehingga pemakaian dua jenis vaksin yang dirasakan efeknya cukup tinggi, kurang diminati warga.
“Penerima menilai efek samping yang paling ringan jenis Sinovac, sehingga dua vaksin jenis Pfizer dan Moderna kurang diminati, namun kita tetap mencari solusi agar puluhan ribu dosis vaksin tetap terpakai secara maksimal dan tidak tersisa karena masa berlakunya tinggal beberapa hari ke depan," katanya.
Pihaknya akan menerapkan pola pemberian vaksin terpusat serta menyebarkan vaksin tersebut ke sejumlah puskesmas yang dinilai sudah terlatih dalam mensosialisasikan pengolahan kedua vaksin tersebut. Namun, setelah masuk masa kadaluarsa, vaksin tersebut akan ditarik dan dikembalikan ke pusat.
Baca juga: FDA: Moderna tak penuhi semua kriteria vaksin "booster"
Baca juga: Respons sejumlah negara terhadap risiko peradangan jantung vaksin mRNA
Pihaknya akan terus mengupayakan vaksin dapat tersalurkan secara maksimal di seluruh kecamatan, dimana hingga saat ini, pihaknya telah memberikan sekitar 35 ribu dosis vaksin berbagai jenis dari target 51 ribu dosis sebagai upaya mengejar kembali ke level 2 atau turun ke level 1.
"Kami menargetkan akhir tahun, Cianjur harus sudah bisa mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) sebanyak 70 persen dari target 1,9 juta penerima. Kami berharap dengan percepatan vaksinasi yang dilakukan diawal tahun sudah dapat tercapai 100 persen," katanya.
Sementara untuk mempercepat pemberian vaksinasi sesuai dengan Inmendagri, pemerintah daerah menggencarkan vaksinasi hingga ke pelosok dengan melibatkan berbagai kalangan yang ada, termasuk perusahaan swasta mulai dari pabrik hingga perbankan.
Bahkan dalam 10 hari, masing-masing puskesmas dapat mencapai target 5.000 penerima.*
Baca juga: Ratusan ribu vaksin Pfizer dan AstraZeneca tiba di Indonesia
Baca juga: Proteksi vaksin Pfizer bisa turun tapi masih efektif cegah kematian
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021