Jakarta (ANTARA) - Perkembangan pandemi COVID-19 di dunia hari ini:

Korsel longgarkan pembatasan sebelum "hidup bersama COVID"

Korea Selatan pada Jumat mengatakan akan mencabut pembatasan sosial pekan depan, ketika negara itu bersiap menjalankan strategi "hidup bersama COVID-19" karena tingkat vaksinasinya terus bertambah.

Mulai Senin (18/10), pemerintah akan membolehkan pertemuan fisik hingga empat orang bagi mereka yang belum divaksin dan mengurangi batasan jam operasi bisnis seperti restoran, kafe, dan bioskop, kata Perdana Menteri Kim Boo-kyum.

Pelonggaran itu juga mengizinkan acara-acara olahraga luar ruang ditonton oleh publik jika 30 persen penontonnya telah divaksin penuh, seorang pejabat kesehatan.

Baca juga: Korsel bentuk tim persiapan "hidup bersama COVID-19"


Sydney akan dibuka bagi pendatang tanpa kewajiban karantina

Sydney mulai 1 November akan mengizinkan orang-orang dari luar negeri yang telah divaksin penuh datang tanpa keharusan menjalani karantina, meskipun di tahap awal kebijakan itu hanya berlaku bagi warga Australia.

Kepala pemerintahan New South Wales Dominic Perrottet pada Jumat mengatakan negara bagiannya akan menyambut semua kedatangan dari luar negeri.

Namun, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pemerintah akan tetap pada rencana semula dengan terlebih dahulu membuka perbatasan bagi warga dan penduduk tetap Australia.

Baca juga: Mulai November pendatang asing di Sydney tak perlu karantina


Inggris longgarkan aturan tes COVID-19 bagi pendatang

Penumpang dari negara-negara berisiko rendah yang sudah divaksin penuh tidak akan lagi menjalani tes COVID-19 yang mahal ketika tiba di Inggris, kata pemerintah, Kamis (14/10). Mereka cukup melakukan tes cepat pada hari atau sebelum hari kedua sejak kedatangan.

Penumpang harus mengunggah foto hasil tes cepat mereka dan referensi pemesanan untuk memverifikasi hasilnya. Mereka yang kedapatan positif akan diminta menjalani tes PCR secara cuma-cuma.

Penasihat FDA dukung vaksin booster dari Moderna

Panel penasihat Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) dengan suara bulat menyepakati rekomendasi bagi dosis penguat (booster) vaksin COVID-19 Moderna untuk warga AS berusia 65 ke atas dan mereka yang berisiko sakit parah atau terpapar virus corona.

Moderna menunggu persetujuan dosis booster yang mengandung 50 mikrogram vaksin. Jumlah kandungan itu separuh dari dosis regulernya tapi lebih tinggi dari dosis 30 mikrogram vaksin Pfizer/BioNTech yang dibuat dengan teknologi yang sama.

Dosis booster itu akan diberikan minimal enam bulan sejak penerima divaksin dosis kedua.

Baca juga: FDA: Moderna tak penuhi semua kriteria vaksin "booster"


Israel catat penurunan drastis kasus COVID-19

Setelah selama empat bulan terhantam gelombang COVID-19 terburuk, Israel mulai melihat penurunan drastis jumlah kasus infeksi baru dan pasien rawat inap berkat vaksin booster, paspor vaksin, serta kewajiban memakai masker, kata ilmuwan dan pejabat kesehatan setempat.

Sejak kasus memuncak awal September, kasus infeksi di Israel kini anjlok hingga lebih dari 80 persen dan kasus rawat inap berkurang setengahnya.

Sejak pemberian dosis booster, sebagian besar orang yang belum divaksin, terutama kalangan muda, mengalami sakit serius.

Mereka menyumbang 75 persen pasien rawat inap dengan kondisi yang parah, sedangkan yang telah divaksin dengan dua atau tiga dosis hanya menyumbang seperempat kasus.


Sumber: Reuters

Jakarta mulai vaksinasi COVID-19 penderita autoimun

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021