Harus ada basis ilmiah, kita lagi kejar. Mudah-mudahan Desember sudah selesai penelitiannya, sehingga kita ada dasar untuk keputusannya.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan meminta Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk meneliti vaksin COVID-19 terbaik yang digunakan untuk booster.

"Pak Menteri minta ITAGI untuk meneliti vaksin yang paling bagus," ujar Pelaksana tugas Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Jumat.

Indonesia tengah merancang prosedur pemberian vaksin COVID-19 booster untuk kelompok rentan selain tenaga kesehatan, seperti penyandang disabilitas dan lanjut usia.

Selain itu, vaksin booster juga akan diprioritaskan untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Baca juga: Malaysia berikan vaksin booster secara gratis

Baca juga: Pemerintah minta vaksin booster untuk jamaah umrah tak dipolitisasi

Pihaknya mengharapkan pemberian vaksin booster dapat dibuka mulai Januari 2022.

Penelitian yang dilakukan terkait pemberian apakah vaksin booster diberikan secara homolog atau heterolog.

"Harus ada basis ilmiah, kita lagi kejar. Mudah-mudahan Desember sudah selesai penelitiannya, sehingga kita ada dasar untuk keputusannya," ujar Maxi.

Pemberian vaksin booster ketiga tersebut, kata Maxi, dengan pertimbangan secara penelitian kinerja vaksin yang diperkirakan menurun setelah enam bulan penyuntikan.*

Baca juga: FDA: Moderna tak penuhi semua kriteria vaksin "booster"

Baca juga: Respons antibodi penerima J&J lebih kuat jika diberi "booster" mRNA

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021