Desain dan isi museum harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, harus kekinian

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merevitalisasi museum minyak dan gas bumi Graha Widya Patra atau Gawitra di Taman Mini Indonesia Indonesia, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan revitalisasi dilakukan agar museum yang sekarang tidak beroperasi dan rusak parah bisa kembali aktif menjadi sumber ilmu pengetahuan, inspirasi, dan simbol karakter kepribadian bangsa.

"Kami berharap museum ini dapat lebih berkembang memberikan pelayanan terbaik, inovatif, edukatif dan informatif, serta tidak melupakan sejarah," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Tutuka menjelaskan desain Museum Gawitra nantinya harus menggambarkan sejarah minyak dan gas bumi di masa lalu, kini, dan mendatang.

"Desain dan isi museum harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, harus kekinian," jelasnya.

Tim revitalisasi Museum Gawitra lantas melakukan brenchmarking penataan dan pengelolaan museum ke Museum De Tjolomadoe di Karanganyar, Jawa Tengah pada 12-13 Oktober 2021.

De Tjolomadoe dipilih sebagai salah satu tujuan benchmarking karena museum itu merupakan bekas pabrik gula tua yang berdiri pada zaman penjajahan Hindia Belanda tahun 1861.

Museum De Tjolomadoe dibangun oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro IV, kini diubah menjadi salah satu tujuan wisata yang kekinian, namun tetap tidak melupakan arsitektur dan berbagai peninggalan, seperti mesin-mesin raksasa pemrosesan tebu untuk dijadikan gula.

"Kami ingin memperoleh informasi sekaligus belajar mengelola museum agar dapat maju dan berkembang, serta menjadi tujuan wisata bagi semua kalangan," kata Ketua Tim Revitalisasi Museum Gawitra Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Mukti Yunarso.

Museum Gawitra dibangun oleh Presiden Soeharto untuk memperingati 100 tahun pengusahaan minyak dan gas di Indonesia pada 20 April 1993.

Pengelolaan Museum Gawitra telah beberapa kali berpindah instansi, antara lain Pertamina.

Selanjutnya, sesuai dengan Surat Kepala Kantor Piutang, Kekayaan Negara, dan Lelang Jakarta II Kementerian Keuangan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Migas tahun 2017, bangunan Gedung Museum Gawitra adalah aset milik Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.

Museum Gawitra menempati lahan seluas tiga hektar dan bangunan seluas 11.049 meter persegi. Desain bangunan menyerupai anjungan minyak lepas pantai atau offshore platform dengan danau buatan di sisi depan.

Museum ini merupakan salah satu tujuan utama para pengunjung Taman Mini Indonesia Indah saat masih beroperasi.

Ruangan-ruangan di dalam museum berupa ruang pameran sejarah perminyakan. Di dalam ruangan ini terdapat teater minyak yang memutar film pendek dan multislide mengenai asal mula serta hasil pengolahan minyak dan gas bumi di Indonesia.

Anjungan eksplorasi menampilkan eksplorasi minyak dan gas bumi, termasuk peragaan sejarah terjadinya cekungan minyak dan gas bumi.

Selanjutnya, pengetahuan penerapan teknologi disajikan melalui pameran peralatan canggih yang mendukung proses pencarian dan pengolahan gas bumi.

Di luar gedung dipamerkan juga peralatan pengeboran minyak dan peragaan benda-benda eksplorasi serupa menara bor tahun 1930-an, berbagai pompa angguk, sebuah truk logging tua, pompa bensin engkol, dan sebuah kilang minyak tua.

Baca juga: Sektor migas jadi andalan penuhi kebutuhan energi di masa depan
Baca juga: SKK Migas siapkan peta jalan penuhi kebutuhan energi di masa depan
Baca juga: Survei minyak dan gas bumi di Papua Barat gunakan teknologi eFTG

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021