Hongkong (ANTARA News) - Seorang pria telah meninggal di Hongkong setelah tertular flu babi, menurut otoritas kesehatan, Senin, satu setengah tahun setelah wabah penyakit itu mengakibatkan 80 orang meninggal di kota itu.
Pihak berwenang rumah sakit di Hongkong mengatakan sebanyak 37 orang sedang dirawat akibat flu babi di unit perawatan intensif di kota itu, dengan 12 kasus kritis dikonfirmasi dalam tiga hari terakhir, demikian AFP melaporkan.
Kota yang merupakan pusat perekonomian di China bagian selatan itu, yang merupakan rumah bagi sekitar tujuh juta orang, gelisah tentang penyakit menular tersebut, setelah wabah virus SARS
pada tahun 2003, yang menewaskan 300 orang di kota itu dan 500 lebih di seluruh dunia.
Korban tewas flu babi terakhir berusia 61 dan meninggal pada Sabtu lalu karena apa yang disebut oleh otoritas rumah sakit setembat sebagai "kerusakan lanjutan dari kondisi klinis".
Dua pria berusia 62 dan 53 meninggal pada 6 Februari lalu di Hong Kong setelah tertular virus influenza A (H1N1), yang umumnya dikenal sebagai flu babi, sementara seorang wanita berusia 27 tahun meninggal pada tanggal 25 Januari.
Flu babi telah menewaskan lebih dari 18.400 orang dan hampir seluruh belahan dunia terkena dampaknya sejak ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada April 2009, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Pada bulan Agustus tahun lalu, menurut WHO, wabah flu babi telah mereda dan mengumumkan berakhirnya masa pandemi. (G003/M016/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011