Ramallah (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Presiden Palestina Mahmud Abbas mendapat tekanan besar dari Amerika Serikat untuk menggagalkan naskah resolusi negara Arab-Palestina dalam melawan pendirian bangunan Israel di wilayah terjajah, kata pejabat tinggi Partai Fatah pimpinan Abbas pada Senin.

Anggota Dewan Pusat Fatah, Azzam Al Ahmad, mengatakan, "beberapa lagi pihak internasional" memberi tekanan kepada Abbas untuk menghentikan pembuatan naskah resolusi, yang akan disampaikan di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton pada Ahad menelpon Abbas. Al Ahmad mengatakan bahwa percakapan telepon itu dimaksudkan untuk memberi tekanan lebih kepada Abbas.

Namun, Al Ahmad mengatakan bahwa Palestina bertekad tetap melanjutkannya dan menyampaikan naskah resolusi di hadapan Dewan Keamanan PBB.

Naskah tersebut mendesak Israel menghentikan pendirian bangunan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur secepatnya dan mengutuk upaya pembangunan.

Palestina memutuskan mengadu kepada PBB setelah Israel melanjutkan pembangunan di Tepi Barat pada September. Palestina keluar dari perundingan perdamaian sokongan A.S., yang juga dilaksanakan pada September untuk memrotes pelanjutan pendirian bangunan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina, yang mengundurkan diri, Reyad Al Maliki, mengatakan bahwa dia berharap Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang pada akhir pekan ini.

Namun, Al Maliki mengatakan, terdapat kecemasan bahwa Washington akan mempengaruhi negara anggota PBB untuk menolak naskah resolusi tersebut.(*)

(Uu.KR-BPY/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011