Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada awal pekan, Senin sore menguat ke posisi Rp8.912 dibanding sebelumnya yang berada pada posisi Rp8.921.

Pengamat pasar uang Bank Central Asia, David Sumual di Jakarta, Senin, mengatakan, positifnya pasar investasi kawasan regional yang diikuti oleh indeks saham lokal memicu kurs mata uang dalam negeri menguat terhadap dolar AS.

"Indeks harga saham kita yang menguat mengikuti kawasan regional, secara otomatis membuat mata uang rupiah juga menguat disebabkan dana asing yang masuk ke dalam negeri," kata David.

Ia menambahkan, melemahnya dolar AS menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Asia termasuk Indonesia ke depan baik. Sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS.

"Kendati dolar AS menguat terhadap mata uang Euro, namun dolar AS melemah terhadap mata uang Asia," ujarnya.

Ia mengatakan, walaupun negara AS mempunyai data positif mengenai data pengangguran yang turun hingga 9,0 persen namun data sektor perumahan mencatatkan hasil yang negatif dengan belum meningkatnya penurunan kredit rumah.

"Mereka sedikit khawatir dengan sektor perumahan yang pencatatan kreditnya belum meningkat, hal itu menunjukkan pertumbuhan AS sedikit masih lambat," ujarnya.

Kendati demikian, lanjut David, ada sentimen negatif yang diprediksi akan muncul yakni efek domino konflik Mesir pada negara Yaman yang menuntut pemimpinnya segera turun.

Hal ini akan memicu kembali sentimen negatif pada pasar global yang membuat pasar tidak menentu.

"Situasi di Yaman yang di prekdisi seperti di Mesir akan membawa ketidak pastian terhadap pasar, hal itu harus dicermati," kata dia.

Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), Rupiah menguat 10 poin ke posisi Rp8.921, sebelumnya rupiah berada di posisi Rp8.931.
(ZMF)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011