Bogor (ANTARA News) - Sekitar 30 pemuda yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Antikoruptor Jawa Barat menggelar aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kota Bogor, Senin, menolak perayaan Valentine.

Massa menilai, Valentine identik dengan seks bebas yang sangat dilarang oleh agama Islam.

"Kami menolak perayaan Valentine karena sarat dengan gaya hidup hedonis, tidak berkah, melanggengkan perilaku hidup seks bebas," kata AY Sogir, koordinator aksi itu.

Sogir menyebutkan, aksi mereka untuk mengingatkan masyarakat dan para anggota dewan yang merayakan Valentine yang juga dikenal sebagai Hari Kasih sayang itu, untuk bertobat dan segera kembali ke jalan yang benar.

"Perilaku seks bebas, zina berdampak terhadap tingginya tingkat pertumbuhan korupsi dan bertabrakan dengan nilai-nilai luhur agama dan Pancasila," kata Sogir.

Dalam aksinya para pengunjuk rasa berorasi sambil membawa poster-poster yang bertuliskan penolakan terhadap perilaku seks dan zina yang diduga juga dilakukan para anggota dewan.

Massa juga mengingatkan anggota dewan yang melanggar sumpah jabatan, kode etik dan mempraktikkan gaya hidup seks bebas agar segera bertobat dan menuntut ketua DPRD agar lebih berani memberantas perzinaan di lembaga wakil rakyat yang bisa mendorong terjadinya korupsi.

Massa diterima oleh Ketua DPRD Kota Bogor yang mengucapkan terima kasih atas kepedulian mereka mengingatkan para wakil rakyat.

"Saya sangat berterima kasih, aksi kali ini kami anggap sebagai bentuk pesan bagi kami untuk lebih meningkatkan kinerja dan sama-sama menjaga amar ma`ruf nahi munkar," katanya.

Usai diterima oleh Ketua DPRD, massa mendesak masuk gedung dewan untuk beraudiensi.

Dalam audiensinya, massa mengemukakan temuan adanya anggota dewan yang gemar check-in di hotel di kawasan Puncak, diduga bukan dengan pasangannya.

"Kami memiliki bukti otentik, dan kami datang untuk mengingatkan anggota dewan untuk bertaubat dan tidak mengulangi perbuatannya," kata Sogir.

Menurut Sogir, jika anggota dewan yang bersangkutan tidak melakukan perubahan, pihaknya akan membeberkan data-data daftar anggota dewan yang diduga melakukan tindak asusila.
(LR)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011