Pasar menyambut positif atas mundurnya Presiden Mesir Hosni Mubarak. Hal yang sama juga dialami pasar saham dalam negeri

Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin pagi menguat sebesar 13 poin ke posisi Rp8.922 dibanding sebelumnya yang sebesar Rp8.935.

Pengamat pasar uang Farial Anwar di Jakarta, Senin mengatakan, penguatan pasar uang dalam negeri terhadap mata uang dolar AS pagi ini salah satunya dipicu oleh mundurnya Presiden Mesir Hosni Mubarak.

"Pasar menyambut positif atas mundurnya Presiden Mesir Hosni Mubarak. Hal yang sama juga dialami pasar saham dalam negeri," katanya.

Ia menambahkan, kendati sebagian dana asing tercatat keluar dari pasar, namun dengan kenaikkan mata uang lokal hari ini menunjukkan bahwa dana asing masih tetap bertahan di dalam negeri.

Selain itu, lanjut dia, kinerja laporan keuangan perusahan yang diprediksi akan baik memicu pelaku pasar tetap akan berada dalam Indonesia seiring pertumbuhan fundamental ekonomi Indonesia yang diekspektasikan naik.

"Pasar Asia yang juga positif, indeks saham dalam negeri yang juga menguat memicu kurs mata uang Rupiah terhadap dolar AS ikut menguat," ujarnya.

Ia menambahkan, pelaku pasar yakin dengan Indonesia yang dianggap tahan pada pasar global yang cenderung tidak stabil yang disebakan adanya konflik di dalam negara Mesir.

"Indonesia menunjukkan fundamental ekonomi ke depan yang masih bagus, Indonesia terus membangun infrastruktur dalam negeri, hal itu yang akan memicu asing datang untuk jangka lama," kata Farial.

Ia menambahkan, menguatnya mata uang Euro terhadap dolar AS juga mempengaruhi mata uang Indonesia. " Penguatan Rupiah juga terpengaruh dari memguatmya mata uang Euro yang juga menguat terhadap kurs mata uang AS," katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011