Jika tidak sekarang, lalu kapan?

Roma (ANTARA News) - Sebanyak satu juta orang Italia memprotes Perdana Menteri Silvio Berlusconi, Minggu (13/2), dalam apa yang dilihat media Italia sebagai demonstrasi terbesar anti-pemerintah selama bertahun-tahun.

Pemrotes, yang kebanyakan perempuan dan menyebut gerakan mereka "Jika tidak sekarang, lalu kapan?", berkumpul di jalan-jalan di lebih dari 200 kota kecil dan besar Italia untuk memprotes apa yang mereka katakan sejenis seksisme yang berurat-berakar dan telah jadi lambang pesta seks yang diduga diselenggarakan Berlusconi, sebagaiman dikutip dari Xinhua-OANA

Perdana Menteri Italia tersebut juga diduga memiliki hubungan dengan penari kelahiran Marokko yang bernama Karima el Mahrough, yang lebih terkenal dengan nama panggungnya "Ruby".

Kaum perempuan itu membawa bermacam tanda dan memukuli panci serta pot bunga guna memprotes kebiasaan Berlusconi yang mereka katakan menjauhkan dia dari tugas negara, dan banyak pemrotes menyeru dia mundur dari jabatan.

Sementara itu sekutu Berlusconi melancarkan kegiatan kontra-protes mereka di beberapa kota besar pada akhir pekan lalu. Tapi jumlah mereka sedikit dibandingkan dengan protes anti-Berlusconi, yang diperkirakan sedikitnya berjumlah setengah juta sampai satu juta orang.

Protes tersebut dipicu oleh hubungan Berlusconi dengan el Mahrough. Rabu (9/2) lalu, jaksa penuntut mengajukan dokumen untuk mengadili Berlusconi karena ia diduga menyalahgunakan kekuasaan dan berpesta seks dengan anak di bawah umur. El Mahrough berusia 17 tahun ketika ia bertemu dengan Berlusconi.

Berlusconi, multijutawan juragan media yang telah menjadi perdana menteri berkali-kali, telah berulang kali membantah ia melakukan tindakan yang salah dan ia serta el Mahrough mengatakan mereka tak pernah berhubungan seks.

Berlusconi telah menjadi perdana menteri empat kali sejak ia memimpin pemerintah yang berusia tujuh bulan pada 1994-95 dan telah menghadapi banyak protes sejak itu. Tapi unjuk rasa pada Minggu adalah yang terbesar yang pernah ia hadapi.

Pemerintahnya telah dinodai oleh serangkaian pengungkapan memalukan mengenai perdana menteri tersebut dan dukungan buat dia merosot tajam. Tapi sejauh ini, ia telah berhasil mempertahankan jabatan kendati menghadapi sejumlah masalah.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011