Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, Kamis, mengajak negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia untuk meningkatkan hubungan perdagangan, mengingat besarnya potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Mendag Lutfi menyebutkan bahwa pangsa pasar Indonesia hanya 0,5 persen dari total impor kawasan Amerika Latin dan Karibia dengan dunia.
Angka tersebut menempatkan posisi Indonesia di bawah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura dalam hal perdagangan dengan kawasan itu.
“Oleh karena itu, saya mengharapkan kerja sama yang lebih konstruktif dan komprehensif, termasuk antara Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia,” tutur Lutfi dalam pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC Business Forum) yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI secara virtual pada Kamis.
Menurut Mendag Lutfi, ada banyak sektor yang bisa dikerjasamakan, mengacu pada lingkup ekonomi Indonesia dan kawasan Amerika Latin yang saling melengkapi.
Indonesia membutuhkan pasokan produk pertanian, produk berbasis sumber daya alam, produk manufaktur, serta jasa dari Amerika Latin dan Karibia.
Di sisi lain, dikatakan Mendag, Indonesia dapat menyediakan berbagai produk makanan olahan, barang setengah jadi, dan barang manufaktur untuk pasar di kawasan tersebut.
“Kami percaya bahwa untuk memperkuat kerja sama perdagangan, kami tidak hanya perlu menjual lebih banyak, tetapi juga perlu membeli lebih banyak,” tutur dia.
Baca juga: Menlu Retno: Perdagangan Indonesia-Amerika Latin bergerak positif
Hingga kuartal III 2021, Kemendag RI mencatat pertumbuhan positif ekspor Indonesia ke negara-negara Amerika Latin dan Karibia yang nilainya mencapai 1,7 miliar dolar AS (sekitar Rp23,9 triliun), atau meningkat 54,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara, impor Indonesia dari kawasan itu juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 4,17 persen year on year.
“Ini pertanda positif, dan saya berharap (perdagangan) bisa terus berkembang secara progresif seiring dengan kerja sama kita,” ujar Mendag Lutfi.
Peningkatan hubungan ekonomi dengan Amerika Latin juga didukung dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Chile (IC-CEPA) yang telah berlaku sejak 2019.
Saat ini, Indonesia sedang dalam proses pranegosiasi pembentukan CEPA dengan blok perdagangan Mercosur, yang beranggotakan lima negara yaitu Argentina, Brazil, Paraguay, Uruguay, dan Venezuela.
Di akhir sambutannya, Mendag RI menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam perdagangan, khususnya untuk mengatasi kendala geografis seperti yang dihadapi oleh Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia.
“Kita perlu bekerja sama sebagai mitra untuk mengembangkan bisnis kita di masa depan,” ujar dia.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Posisi Indonesia strategis pada peta perdagangan dunia
Diselenggarakan setiap tahun sejak 2019, Forum Bisnis INA-LAC bertujuan meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan kawasan Amerika Latin serta Karibia—yang merupakan pasar non tradisional bagi Indonesia.
Mengingat pandemi COVID-19 yang masih membatasi pergerakan lintas negara, Forum Bisnis INA-LAC 2021 diselenggarakan secara gabungan, yaitu melalui pertemuan secara tatap muka dan virtual.
Tahun ini, lebih dari 500 peserta dari kalangan bisnis serta pembuat kebijakan dari Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia berpartisipasi dalam forum tersebut.
Para peserta dapat saling berinteraksi melalui platform digital ina-access.com yang khusus dikembangkan oleh Kemlu RI untuk pameran produk perdagangan, investasi, dan pariwisata secara virtual.
Baca juga: Kemenkeu keluarkan 5 aturan perdagangan internasional RI-negara mitra
Kemendag akan latih pengelola pasar soal ilmu ukur
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021