Makassar (ANTARA News) - Krakatau Band memperdalam pengetahuan tentang ritme musik tradisional asal Sulawesi Selatan dengan melakukan kolaborasi bersama musisi etnik lokal.
Pendiri Krakatau Band, Dwiki Dharmawan saat berkunjung di Makassar, Jumat malam, mengaku sangat tertarik dengan daya tarik ritme yang dimainkan musisi etnik asal daerah ini.
"Kami mau belajar banyak ritme-ritme musik Bugis, Makassar dan Toraja. Kita ingin mengenal lebih banyak sejarah ritme atau alat musik tradisional yang berasal dari sini," kata dia
Musisi jazz ternama ini khawatir, musik etnik daerah ini akan lebih populer di luar negeri dibanding musisi daerah yang kadang lebih menyukai ritme samba atau jenis musik dari luar lainnya yang sudah banyak masuk ke industri musik Indonesia.
"Jangan sampai orang lain yang mempopulerkan musik daerah kita dan mengklaim musik itu sebagai karya mereka. Bisa saja ritmenya diambil disini dan dibuatkan nama macam-macam," ucap dia.
Dwiki Dharmawan dan personel Krakatau Band lainnya dalam kegiatan workshop jazz itu memberikan kesempatan musisi etnik lokal memainkan alat musik tradisional dari daerah ini seperti kecapi, gendang Bugis/Makassar dan pui-pui atau sejenis terompet kecil.
Kekaguman personel Krakatau Band dengan ritme dan karakter alat musik asal Sulsel memancing emosi mereka untuk berkolaborasi dengan musisi etnik lokal.
Dia menyayangkan, banyak putra daerah yang lebih suka menggunakan alat musik dari luar, padahal alat musik daerah jauh lebih bagus.
"Mungkin kita sudah terbiasa mendengarkan musik-musik dari luar, sehingga musik etnik sendiri kadang kita tidak kenal," kata dia.
Dia mengaku, tren peluncuran album Krakatau Band itu bisa sampai lima tahun sekali keluar, karena mereka harus melakukan riset dulu sebelum melakukan eksplorasi musik.
"Inilah bedanya kami dengan industri musik lainnya, yang mungkin dalam waktu singkat bisa mencetak album," kata dia.(*)
(T.KR-HK/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011