Banda Aceh (ANTARA News) - Seorang pengusaha asal Sabang (Pulau Weh), mengaku telah diculik dan dianiaya oleh sekelompok orang bersenjata yang diduga melibatkan pengawal Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada Jumat dinihari (11/2).
Teuku Syahreza Darwin alias Pon Cut diduga diculik oleh orang yang dikenalnya bernama Hizil Azhar alias Ayah Marin terkait masalah proyek daerah.
Menurut Teuku Syahreza Darwin, dirinya diculik di rumahnya di Gampong (desa) Lamhbeu, Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. Penculikan disertai penganiayaan itu terkait urusan proyek di Kota Sabang.
Ia mengatakan bahwa motif penculikan disertai penganiayaan diduga terkait proyek dermaga di Sabang tahun anggaran 2010. Pelaku sempat meminta uang ratusan juta kepada korban.
"Saya menolak memberikan uang Rp500 juta karena proyek dermaga itu bukan saya yang mengerjakan. Selain itu, saya ikut tender di Kota Sabang, tetapi ikut dicampurinya," ujar dia.
Ia menyebutkan, sebelum diculik, pada malam itu sekitar pukul 00.45 WIB, ia dan pelaku sempat berkomunikasi. Pelaku juga menyampaikan ingin datang ke rumahnya.
Tak lama kemudian, kata dia, pelaku dan sejumlah rekannya tiba di korban menggunakan tiga unit mobil serta bersenjata lengkap laras panjang dan pistol. Mereka sempat melepaskan tembakan seraya memaksa korban masuk mobil.
Korban dibawa ke sebuah rumah kosong di Jalan Salam di kawasan Lampriet, Banda Aceh. Rumah tersebut jaraknya beberapa puluh meter dari kediaman Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
"Badan saya sempat ditendang. Kepala saya juga diinjak. Saat itu, pelaku bernama Hizil sempat mengatakan uang yang diminta itu bukan dirinya," papar korban.
Istri korban kemudian mengajak adiknya melapor ke Mapolresta Banda Aceh. Selang setengah jam kemudian, korban diantar pelaku ke Mapolresta Banda Aceh sekitar pukul 02.00 WIB.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Armensyah Thay juga menyebutkan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kasus tersebut diduga karena masalah proyek.
Korban ikut tender proyek di Kota Sabang, kemudian dicampuri oleh pelaku. Sebelum diculik, korban dan pelaku sempat bertengkar di telepon," katanya.
"Kasus ini sedang kami tangani. Semua yang terlibat akan diproses sesuai hukum meskipun ikut terlibat pengawal gubernur. Kami tidak akan menutup-nutupi kasus ini," ujar Kombes Pol Armensyah Thay.
(KR-HSA/H011/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011