Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Hosni Mubarak dan keluarganya meninggalkan Kairo, Jumat, kata satu sumber pemerintah kepada AFP, dan seorang juru bicara partai berkuasa mengatakan bahwa ia kini berada di Sharm el-Sheikh.
"Mubarak meninggalkan Kairo bersama seluruh keluarganya," kata sumber itu.
"Ia berada di Sharm el-Sheikh," kata juru bicara Partai Demokratis Nasional Mohammed Abdellah kepada AFP.
Ia meninggalkan ibukota Mesir itu pada hari ke-18 protes besar-besaran yang menuntut pengunduran dirinya segera. Ratusan ribu pemrotes menolak konsesi yang diumumkan Mubarak dan berjanji melanjutkan demonstrasi sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Kepergiannya ke Sharm el-Sheikh, sebuah kota pesisir Laut Merah dimana ia memiliki sebuah tempat tinggal, tampaknya tidak akan berpengaruh banyak pada pemrotes.
"Ia harus meninggalkan negara, tuntutan kami jelas," kata Magdy Sabry, satu dari ribuan pemrotes yang memblokade kantor televisi pemerintah di Kairo pusat.
"Kami ingin seluruh Partai Demokratis Nasional (yang berkuasa) dibubarkan dan keluar karena mereka menghancurkan negara," tambahnya.
Di luar istana Mubarak di Heliopolis, daerah pinggiran Kairo, Mohammed Hamdan (40) mengatakan bahwa penguasa itu tidak menangkap inti masalah.
"Orang tidak peduli ia berada di istana atau tidak. Kami ingin ia meninggalkan kepresidenan," kata Hamdan, yang bekerja di sebuah perusahaan minyak.
Kamis, dalam pidato yang tidak memenuhi tuntutan pemrotes agar ia mengundurkan diri segera, Mubarak (82) menyatakan menyerahkan wewenangnya kepada Wakil Presiden Omar Suleiman, mantan kepala intelijen yang dipercaya oleh Washington. (M014/K004
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011