Padahal, nyata-nyata tidak ada hari kasih sayang dalam Islam. Namun yang merayakannya justru banyak pelajar Islam

Pekanbaru (ANTARA News) - Ratusan pelajar dari sejumlah kabupaten dan kota di Riau, Jumat sore, berunjukrasa menolak segala perayaan hari Valentine di Pekanbaru yang jatuh pada 14 Februari.

Sekitar 400 pelajar tersebut longmarch dari Taman Makam Pahlawan hingga RRI Pekanbaru. Dalam unjuk rasa tersebut, para pelajar baik perempuan dan laki-laki mengungkapkan keprihatinannya dengan maraknya perayaan hari kasih sayang yang sering dimanfaatkan tidak jelas manfaatnya.

"Padahal, nyata-nyata tidak ada hari kasih sayang dalam Islam. Namun yang merayakannya justru banyak pelajar Islam," ujar Nurazizah (16), pelajar MAN 1 Pekanbaru.

Lebih dari itu,lanjutnya, perayaan ini juga lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya. Hal ini, lanjutnya, terbukti dengan semakin meningkatnya penjualan kondom di sejumlah apotik.

Ketua Yayasan Pemberdayaan Pelajar Islam (YPPI) Cendikia Riau, Muhammad Fuadi (17) mengatakan aksi ini merupakan aksi rutin yang dilakukan pihaknya untuk mengingatkan para pelajar untuk tidak merayakan valentine.

"Valentine bukanlah budaya umat muslim. Nah, sekarang kalau bukan budaya kita mengapa harus dirayakan oleh umat muslim," tukas dia.

Ia mengatakan perayaan valentine juga akan membuang tenaga, uang dan parahnya lagi banyak pelajar yang salah kaprah memanfaatkannya sebagai saat untuk bebas berhubungan intim dengan lawan jenis.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah campur tangan dengan persoalan ini yakni dengan melarang impor coklat dan aksesoris valentine seperti boneka berwarna pink ke Pekanbaru selama bulan Februari .

"Jadi jangan takut dikatakan tidak gaul, jika tidak merayakan Valentine. Karena bukan budaya kita juga lebih banyak mudharatnya," imbuh dia.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011