Para dokter yang dipimpin Arthur Beaudet pada Baylor College of Medicine di Houston, Texas, mengatakan penemuan itu membuka etika berduri dan kendala hukum bagi dokter.
Tes yang dikenal sebagai analisis mikro-deret DNA ini mengamati pola perubahan tungal pada kode genetis yang bisa menunjuk untuk gangguan terkenali.
Tetapi, pola-pola itu juga mampu mengungkap rincian garis keturunan para donor di mana orangtuanya tidak harus menjalani tes.
Makalah ini memberi contoh seorang bocah berusia tiga tahun yang menghadapi gangguan perkembangan yang kompleks di mana ada tanda homogenitas, atau kurangnya variasi, pada titik-titik kunci kromosomnya.
"Objek kajian ini mengambil kira-kira seperempat genom, satu bukti yang paling konsisten tentang kondisi anak yang dikandung oleh kerabat gerasi pertama," demikian makalah itu.
"Cacat seperti itu dikenal sering muncul pada anak-anak yang lahir dari orangtua yang masih sedarah."
Penemuan itu menghadirkan dilema bagi dokter yang akan menguat begitu analisis micro-deret ini digunakan lebih luas lagi.
Pada sejumlah kajian, seorang dokter disyaratkan melaporkan kemungkinan hubungan sedarah ke polisi atau layanan perlindungan anak, jika ibu dan anak belum dewasa.
Pada beberapa kasus di mana ibunya perempuan dewasa, kewajiban para dokter kurang jelas, kendati tetap ada soal etis mengenai apakah dia korban pelecehan seksual ayahnya atau kakak laki-lakinya.
Makalah ini menyeru institusi medis untuk menyusun daftar panduan bagi dokter yang mengambarkan kepakaran para ahli genetika dan komisi etik.(*) ENY
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011