Saya memandang perlu untuk mendelegasikan kekuasaan dan kewenangan dari presiden ke wakil presiden sebagaimana ditentukan dalam konstitusi
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Mesir Hosni Mubarak mengatakan dirinya mengalihkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman dan dia meminta perubahan konstitusi, namun dirinya tidak mundur sebagai Presiden.
Hal ini diungkapkan Hosni Mubarak pada Kamis Malam (Jumat pagi WIB) yang disiarkan secara langsung oleh TV Nasional Mesir, di tengah ribuan orang yang menyemut di lapangan Tahrir untuk menyaksikan secara langsung peristiwa bersejarah tersebut.
Langkah tersebut membuat marah para demonstran yang menyemut di lapangan Tahrir karena artinya Mubarak mempertahankan gelar presiden dan masih mengendalikan rezim atas proses reformasi.
"Saya memandang perlu untuk mendelegasikan kekuasaan dan kewenangan dari presiden ke wakil presiden sebagaimana ditentukan dalam konstitusi," kata Mubarak sebelum mengakhiri pidatonya.
Pengunjuk rasa di pusat Kairo, Lapangan Tahrir yang berharap Mubarak akan mengumumkan pengunduran diri, diam terpana mendengar pidato Obama, menamparkan tangan mereka ke dahi mereka dengan marah, beberapa menangis atau melambaikan sepatu mereka di udara dalam tanda penghinaan.
Peraturan dalam konstitusi digunakan untuk mentransfer kekuasaan jika presiden untuk "sementara" tidak dapat melaksanakan tugas dan tidak berarti pengunduran dirinya.
Mubarak mengatakan bahwa tuntutan pengunjuk rasa adil dan sah. Dia mengatakan ia telah meminta enam amandemen konstitusi untuk menjawab tuntutan reformasi pengunjuk rasa.
Mubarak juga menyatakan tak mau menjadi subjek tekanan asing. Mubarak juga berjanji untuk menghukum mereka yang berada dibalik kekerasan selama dua minggu terakhir dan berbelasungkawa kepada para keluarga korban yang tewas.
Televisi Al-Jazeera melaporkan ratusan ribu orang yang menyemut di lapangan Tahrir masih marah terhadap pidato presiden yang dinilai tidak sesuai dengan harapan. Para demonstran mengangkat sepatu mereka sebagai bentuk kemarahan dan penghinaan terhadap Mubarak.
(ANT/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011