Padahal gambaran untuk formasi-formasinya sekarang jauh lebih sulit. Untuk nomor kerja sama di udara sudah punya poin rekor nasionalnya, meningkat dibanding PON sebelumnya

Timika (ANTARA) - Para atlet terjun payung yang berlaga di PON XX Papua kali ini dinilai telah memecahkan rekor nasional, terutama pada nomor pertandingan kerja sama di udara dan ketepatan mendarat.

Ketua Delegasi Teknis Terjun Payung PON XX Papua Achmad Effendi Soen di Timika, Rabu, mengatakan jika dibandingkan PON-PON sebelumnya maka pada penyelenggaraan PON XX kali ini terjadi peningkatan prestasi yang ditorehkan oleh para peterjun dari semua kontingen.

"Untuk nomor kerja sama di udara saja pada PON sebelumnya rata-rata total nilainya 10,6, tapi sekarang per babak saja sudah di atas nilai itu, apalagi rata-rata keseluruhan. Padahal gambaran untuk formasi-formasinya sekarang jauh lebih sulit. Untuk nomor kerja sama di udara sudah punya poin rekor nasionalnya, meningkat dibanding PON sebelumnya," kata Effendi.

Mantan jurnalis sekaligus penyiar TVRI itu memuji dukungan dari semua pihak sehingga penyelenggaraan pertandingan terjun payung PON XX yang dilaksanakan di arena Lapangan Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, Kelurahan Karang Senang SP3, Distrik Kuala Kencana, Timika berlangsung lancar.

Untuk bisa menyelenggarakan pertandingan terjun payung, terbang layang dan aeromodeling pada PON XX Papua maka sebelumnya telah dibuatkan "Loca" atau semacam perjanjian kerja sama antara pihak Airnav, PT AVCO, UPBU Mozes Kilangin Timika dengan pihak PB PON dan delegasi teknik masing-masing disiplin olahraga aerosport itu.

"Waktu yang diberikan oleh Airnav dan rekan-rekan penerbangan di Timika sangat luar biasa. Kami diberikan slot pagi hari dari jam 9 sampai jam 11.00. Itu efektif sekali. Lalu kami diberikan lagi satu slot pada jam 13.00. Terakhir Airnav masih lagi memberikan slot pada sore hari jam 16.00 sampai jam 18.00 yang sebelumnya digunakan untuk terbang layang," papar Effendi.

Dengan keleluasaan waktu yang diberikan oleh Airnav itu, katanya, seluruh nomor pertandingan terbang layang bisa dilaksanakan maksimal, bahkan berakhir lebih cepat satu hari dari jadwal yang ditentukan yaitu tanggal 14 Oktober 2021.

"Mereka semua sangat kooperatif, saya bangun komunikasi dan dialog dengan semua pihak. Bagi saya dukungan semua pihak di Timika begitu luar biasa, tidak terbayangkan sama sekali bahwa halaman Kantor Puapem Mimika bisa dipakai sebagai arena terjun payung," ujar Effendi.

Salah satu atlet peterjun yang tampil pada PON XX Papua. (ANTARA/Evarianus Supar)

Di samping itu, kondisi cuaca di Timika dalam satu pekan terakhir sangat bagus sehingga bisa dimanfaatkan maksimal untuk melaksanakan penerjunan.

Untuk dapat menggelar pertandingan terjun payung, pihak PB PON XX Papua mendapatkan dukungan armada pesawat dari TNI AU yaitu pesawat CN235, helikopter Caracal dan pesawat Cesna.

Adapun selama pertandingan terjun payung berlangsung, Tim Kesehatan PON XX Papua yang merupakan gabungan Dinkes Mimika dan Internasional SOS PT Freeport Indonesia tetap bersiaga penuh di sekitar arena pertandingan, lengkap dengan mobil ambulans VVIP.

"Semua sudah diatur sangat baik, ada tim emergensi lengkap dengan peralatan dan mobil ambulan yang setiap saat langsung bergerak jika ada insiden. Begitupun dengan Tim SAR dan kepolisian selalu siaga setiap saat," jelas Effendi.

Hingga Rabu siang ini, dari enam nomor pertandingan, sebanyak empat nomor pertandingan sudah selesai dan diketahui pemenangnya yaitu nomor kerja sama di udara, nomor kerja sama parasut, nomor ketepatan mendarat beregu putra dan nomor ketepatan mendarat beregu putri.

Tersisa dua nomor pertandingan yang akan menyelesaikan nomor final babak ke-10 yaitu nomor ketepatan mendarat perorangan putra dan nomor ketepatan mendarat perorangan putri.

Kedua nomor final itu dipertandingkan pada Rabu siang ini.

Baca juga: Papua targetkan juara umum terjun payung PON Papua
Baca juga: Papua Barat tergetkan dua emas dari Terjun Payung PON Papua
Baca juga: Atlet terjun payung Lampung latihan di Lanud Gatot Subroto jelang PON

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021