Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terbatas hari ini menyusul terkoreksinya yield obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun terkoreksi ke bawah level 1,6 persen di 1,57 persen
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpeluang menguat terbatas seiring turunnya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Pada pukul 9.40 WIB, rupiah menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.215 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.218 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terbatas hari ini menyusul terkoreksinya yield obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun terkoreksi ke bawah level 1,6 persen di 1,57 persen," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Ariston, penguatan rupiah juga masih mendapatkan dukungan dari kenaikan harga komoditas terutama tambang yang bisa meningkatkan surplus perdagangan Indonesia.
Namun di sisi lain, lanjutnya, pasar masih mewaspadai ancaman pelambatan ekonomi global karena kenaikan harga dan tersendatnya suplai energi, serta kebijakan tapering AS yang mungkin akan diberlakukan pada November.
"Isu-isu tersebut mendorong pasar keluar dari aset berisiko dan bisa membatasi penguatan rupiah," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Selasa (12/10) mencapai 1.261 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,23 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 47 kasus sehingga totalnya mencapai 142.763 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.130 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,07 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 21.625 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 101,36 juta orang dan vaksin dosis kedua 58,41 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.200 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.230 per dolar AS.
Pada Selasa (12/10), rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.218 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.208 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021