Yogyakarta (ANTARA News) - Pojok Bursa Efek Indonesia di kampus tidak mengutamakan nilai transaksi dan keuntungan, tetapi investasi jangka panjang berupa proses belajar bagi mahasiswa.
"Kami sejak awal ingin memberikan dasar pengetahuan mengenai bursa efek karena mereka merupakan calon investor di masa depan," kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Frederica Widyasari di Yogyakarta, Kamis.
Hal itu, menurut dia di sela peresmian Pojok BEI di Magister Manajemen (MM) Universitas Gadjah Mada (UGM) bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi investor dan profesional andal di pasar modal.
"Oleh karena itu, BEI terus berupaya menjalin kerja sama dengan universitas dan perusahaan sekuritas mengembangkan Pojok BEI di kampus," katanya.
Ia mengatakan keberadaan Pojok BEI di kampus memungkinkan mahasiswa mencari data tentang sejumlah saham hingga melakukan transaksi.
"Sejak diluncurkan pada 2000, saat ini sudah ada 61 Pojok BEI di sejumlah universitas di Indonesia. Peresmian Pojok BEI di MM UGM merupakan yang ketiga pada tahun ini," katanya.
Menurut dia, Pojok BEI di MM UGM berkonsep "three in one" yang terdiri atas BEI, kampus, dan perusahaan sekuritas. Konsep itu berbeda dengan yang telah dikembangkan sebelumnya, yang hanya terdiri atas BEI dan kampus.
"Dengan konsep `three in one` mahasiswa dapat melakukan transaksi, karena kami juga melibatkan perusahaan sekuritas Danareksa," katanya.
Direktur MM UGM Lincolin Arsyad mengatakan mahasiswa dapat mengakses Pojok BEI melalui telepon seluler, karena sudah terhubung sistem "online" dan langsung mempraktikkan teori tentang pasar modal.
"Dosen dan sivitas akademika lainnya dapat memanfaatkan pojok itu untuk `bermain` saham. Dengan adanya Pojok BEI di kampus diharapkan pasar saham akan semakin mudah diakses," katanya. (B015/M008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011