Yogyakarta (ANTARA News) -Grup band Shaggydog yang telah menjadi duta Orangutan merencanakan membuat lagu tentang primata itu, karena merasa prihatin atas kondisi Orangutan di sejumlah tempat konservasi ex-situ di Indonesia.
"Lagunya sudah ada, tetapi belum ada lirik atau vokalnya. Rencananya, kami akan menjadikan lagu itu sebagai lagu tentang Orangutan," kata Vokalis Shaggydog Heru Wahyono di Yogyakarta, Kamis.
Grup band asal Yogyakarta tersebut menyatakan, tidak akan menunda terlalu lama proses penyelesaian lagu tersebut karena kampanye Orangutan penting untuk tetap dilakukan mengingat primata tersebut merupakan satwa yang semakin terancam punah.
"Kami memiliki studio sendiri, sehingga proses penyelesaian lagu akan lebih cepat. Tinggal mengisi vokal dan rekaman," katanya yang mengaku belum memiliki judul untuk lagu tersebut.
Lagu tersebut rencananya akan diunggah melalui internet sehingga bisa diunduh dengan mudah oleh penggemar Shaggydog, dan juga masyarakat.
Selain melakukan kampanye penyelamatan Orangutan melalui lagu, Shaggydog juga akan terus melakukan kampanye melalui dunia maya seperti melalui akun facebook, twitter atau situs milik grup band itu.
Shaggydog telah bergabung dengan salah satu lembaga swadaya masyarakat Center for Orangutan Protection (COP) sekitar satu tahun lalu dan aktif dalam seluruh kegiatan lembaga nirlaba tersebut, khususnya dalam penilaian konservasi ex-situ Orangutan, seperti di kebun binatang-kebun binatang.
Berdasarkan penilaian dari COP melalui penelitian yang dilakukan di sejumlah kebun binatang, diketahui bahwa tingkat kesejahteraan Orangutan di konservasi tersebut cukup rendah, karena adanya eksploitasi terhadap primata tersebut misalnya dengan melakukan pertunjukan atau sesi pemotretan bersama pengunjung.
"Orangutan bukan mainan. Biarkan mereka menghabiskan waktunya di kandang yang baik untuk mengekspresikan perilaku alamiahnya. Pengunjung pun bisa belajar dengan benar," kata anggota Shaggydog Bandis.
Menurut dia, bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki rasa penghargaan tinggi terhadap satwa, misalnya tidak melakukan penyiksaan. "Jika moralnya saja sudah senang menyiksa hewan, maka bagaimana lagi moral bangsa ini yang sebenarnya," katanya.
(E013/H008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011