Sasando bukan hanya milik masyarakat Rote
Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak masyarakat Indonesia mendukung alat musik tradisional asal Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sasando, diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh United Nations Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO).
"Saya mengajak seluruh masyarakat mendukung perjuangan tersebut. Usulan tersebut sangat beralasan karena Haik, Ti’i Langga dan Sasando memenuhi kriteria atau kategori unsur atau hasil budaya yang ditetapkan oleh UNESCO," kata LaNyalla, dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Selasa.
Sebelumnya, untuk mewujudkan hal itu, Perkumpulan Rote Bersatu (PRB) berkumpul di anjungan NTT dan menggelar Rapat Panitia Acara Budaya dan Rohani pada 10 Oktober 2021. Keputusan rapat tersebut, PRB akan memperjuangkan Trilogi yakni Sasando, Ti'i Langga dan Haik sebagai warisan dunia dari UNESCO.
Menurut LaNyalla, perjuangan masyarakat Rote seharusnya menjadi perjuangan bersama.
Pemerintah, kata dia, sepatutnya memberikan dukungan. Apalagi, usulan agar Trilogi Rote Haik, Ti’i Langga, Sasando, diakui PBB sebagai Warisan Budaya Dunia telah dilakukan bertahun-tahun.
Di samping itu, LaNyalla menilai Haik, Ti’I Langga dan Sasando memenuhi syarat Warisan Dunia Kategori Tak Benda yang memiliki nilai-nila etika, estetika serta filosofis dan ciri khas strata dalam tataran derajat kebangsawanan.
Baca juga: Sasando dan Noken didaftarkan ke UNESCO
Baca juga: Musik Sasando akan masuk kurikulum muatan lokal sekolah
PBB melalui Program Warisan Dunia atau World Heritage UNESCO juga mengizinkan setiap negara mengajukan suatu hasil atau unsur budaya bangsa, suku, sub-suku di dunia agar menjadi menjadi Warisan Budaya Dunia yang dapat diajukan setiap dua tahun sekali.
Menurut LaNyalla, tak hanya masyarakat Rote, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia ingin agar Sasando menjadi Warisan Budaya Dunia yang ada di Indonesia seperti juga warisan dunia yang lain seperti Candi Borobudur, Prambanan, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Situs Manusia Purba Sangiran, Taman Nasional Lorentz, Hutan Tropis Sumatera, Sistem Subak di Bali dan lainnya.
"Saya kira Sasando bukan hanya milik masyarakat Rote, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari kebudayaan dan kesenian bangsa Indonesia. Untuk itu, sudah sepatutnya dukungan kita berikan penuh agar perjuangan mendapatkan status Warisan Budaya Dunia dapat diakui oleh UNESCO," ujar LaNyalla.
Baca juga: Generasi Sasando Terakhir dari Pulau Rote
Baca juga: Musik Sasando Dikolaborasikan dengan Musik Modern
Baca juga: Sasando di tangan gadis Polandia
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021