Merauke (ANTARA) - Dominasi tim gulat Jawa Timur dalam PON Papua tidak terlepas dari peran tim psikolog yang bertugas sebagai "pembakar semangat" para atlet.

Hingga hari kelima pertandingan gulat di GOR Futsal Dispora, Merauke, Selasa, Jawa Timur masih unggul dalam perolehan medali gulat dengan lima medali emas, empat medali perak, dan satu medali perunggu.

Jawa Barat dan Kalimantan Selatan saling bersaing keras dengan masing-masing dua medali emas.

"Mereka ini tim pembakar semangat kami," kata pelatih kepala tim gulat Jatim Rakhmat ketika ditemui di lapangan latihan.

Dian Bagus Aryanto, salah seorang anggota tim psikolog tim gulat Jawa Timur, mengungkapkan sejumlah strategi yang dia terapkan untuk membangun mental para pegulat ditanganinya.

"Pertama, tugas saya yang pasti membangkitkan motivasi atlet, terus mempertahankan mental untuk juara juga," kata Dian.

Tak jarang atlet merasa gugup sebelum bertanding, dan ketika merasa cemas, kecenderungannya adalah berusaha menenangkan diri.

Kegugupan itu negatif dan bisa menghambat performa karena atlet bisa berada di bawah ancaman.

Untuk mengatasinya, psikolog harus membangkitkan semangat yang dapat membantu atlet merasa positif dan menantikan tantangan.

Baca juga: Pegulat Fahriansyah raih medali emas kedua bagi Kalsel

Seperti yang dilakukan Olimpian Inggris, peraih enam medali emas balap sepeda Sir Chris Hoy. Dia tak pernah menggunakan kata gugup atau cemas, melainkan menggunakan kata bersemangat atau terpacu adrenalin.

"Kemudian yang tidak kalah penting adalah cleansing atau melerai apa yang sudah dialami," kata Dian.

"Misalkan ada kesempatan tapi dia sudah kalah, untuk membangkitkan lagi supaya dia naik itu lumayan berat juga."

Pertandingan gulat PON Papua menggunakan sistem round robin atau setengah kompetisi, sehingga siapa yang kalah masih memiliki peluang untuk lolos ke semifinal.

Apabila ada kans ke semifinal dan final, Dian menjalankan tugasnya dalam membangkitkan semangat dan motivasi atlet agar  tetap memiliki daya juang.

Pegulat putri Jawa Timur Varadisa Septi menjadi salah satu yang merasa terbantu oleh tim psikolog ketika berlaga pada PON Papua.

Pegulat kelahiran 2 September 2002 ini mengaku sempat gugup dan tegang mengikuti pesta olahraga empat tahunan nasional yang untuk pertama kalinya bagi dia.

Berbekal status juara Pra-PON 2019, perempuan asal Malang, Jawa Timur, itu berupaya menjaga momentum dan menerjemahkan hasil kerja keras latihannya selama ini menjadi medali emas pertamanya pada PON.

Dia mengalahkan pegulat Jambi Indri Sukmaningsih pada final gaya bebas putri 76kg dalam waktu 30 detik saja untuk memenangkan laga dengan teknik jatuhan.

"Tim psikolog memberi motivasi, semangat, biar kami tidak tegang, biar fresh ketika bermain. Kami sangat terbantu," kata Varadisa.

Baca juga: Jatim masih unggul perolehan emas gulat PON Papua

 
Pegulat putri Jawa Timur Varadisa Septi( kiri) meluapkan kegembiraannya setelah mengalahkan pegulat Jambi Indri Sukmaningsih di final Gulat Gaya Bebas Putri kelas 76 kg di GOR Hiad Sai Merauke, Minggu 10/10/2021. Varadisa berhasil mendapatkan medali emas. ANTARA/HO-PB PON XX PAPUA /SETIYO SC/pti.

Sangat membantu ......

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021