Gorki, Rusia (ANTARA News) - Rusia akan menempatkan perangkat persenjataan baru di kepulauan sengketa dengan Tokyo, kata Presiden Dmitry Medvedev pada Rabu, beberapa hari menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Jepang ke negara itu.

Tentara Soviet menduduki keempat pulau di lepas pantai Pulau Hokkaido Jepang pada akhir Perang Dunia II dan masih berada di bawah kendali Moskow hingga kini, sebuah alasan yang menghambat penandatanganan perjanjian damai Jepang - Rusia serta meregangkan hubungan kedua negara.

"Rusia harus menempatkan persenjataan moderen yang mumpuni guna memastikan keamanan kepulauan tak terpisahkan dari Rusia itu," kata Medvedev kepada Menteri Pertahanan Anatoly Serdyukov di kediaman presiden di dekat kota Moskow.

Tahun lalu Kepala Staff Angkatan Bersenjata Rusia Nikolai Makarov mengatakan Rusia akan menempatkan kapal induk pengangkut helikopter kelas Mistral yang dibeli dari Prancis melalui kesepakatan pada Desember untuk ditempatkan di Samudra Pasifik guna melindungi kepulauan itu.

Rusia memiliki sebuah divisi artileri bersenjatakan sejumlah peralatan usang yang ditempatkan di pulau kecil Kuril Selatan, serta sejumlah personil militer yang tidak dipublikasikan jumlahnya.

MENCARI INVESTOR

Medvedev juga menarik keran investasi terhadap kepulauan itu dari negara tetanga di wilayah Pasifik Rusia yang tidak menganggap kerja sama dengan Rusia sebagai isu yang "menghina".

Medvedev membuat Jepang berang pada November lalu, dengan menjadi pemimpin Rusia pertama yang mengunjungi kepulauan yang terbentang di 7.000 kilometer dari timur Moskow. Sebagian besar dari 19.000 warga Kuril tinggal di empat pulau yang disengketakan.

Serdyukov mengunjungi unit-unit militer di pulau tersebut pada pekan lalu, yang juga mengundang protes dari Jepang, ketika Menteri Luar Negeri Seiji Maehara akan berkunjung ke Moskow pada Jumat.

"Kini kami mengerti alasan untuk mempersenjatai kepulauan itu, sebagai langkah yang diambil untuk membangun ulang infrastruktur militer," kata Serdyukov kepada Medvedev pada Rabu tanpa menjelaskan lebih rinci terhadap rencana itu.

Rusia berencana untuk menginvestasikan 615 juta dolar AS dalam pengembangan pulau-pulau itu sejak 2007 hingga 2015 dengan dana yang berasal dari anggaran federal. Sepertiga dari jumlah itu dilaporkan telah direalisasikan.

"Kepulauan itu unik. Ada kesempatan untuk mengembangkan pariwisata di sana, kami perlu memancing ketertarikan investor terhadap kepulauan itu," kata Medvedev.

"Kami membuka diri bagi pihak yang tidak menganggap kerja sama itu sebagai penghinaan," katanya.

Rusia telah menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerahkan kepulauan itu dan mendesak Jepang, yang berkompetisi dengan China dan Korea untuk kesepakatan dan akses sumber daya energi Rusia yang menguntungkan, agar lebih memfokuskan kepada peningkatan perdagangan dan hubungan ekonomi dengan Rusia.

Selama kunjungan Maehara, kedua negara dijadwalkan untuk membahas pembangunan bersama pabrik gas alam cair di Pasifik Rusia.

Jepang dan perusahan gas monopoli di Rusia, Gazprom, tahun lalu menyepakati untuk terlebih dahulu melakukan studi kelayakan terhadap proyek itu.
(KR-PPT/M014)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011