...seperti yang telah saya dengar, mereka menggelar pernikahan untuk dua orang pria
Manama (ANTARA News) - Bahrain menangkap sekitar 200 pria dalam penggerebekan terhadap pesta gay di negara yang terletak di Teluk Arab itu. Seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sekelompok pria itu ditangkap pada Kamis lalu atas perbuatan asusila.
Beberapa laporan media selama sepekan terakhir menyebutkan bahwa kepolisian di kota kecil yang konservatif, Muharraq, melakukan penyergapan terhadap sebuah aula yang dipenuhi meja rias dan pria yang bersuka ria meminum anggur serta merokok dengan menggunakan bong.
"Setelah memasuki ruangan, seorang sumber rahasia mengatakan ia melihat sekelompok orang yang memakai baju wanita .. dan tiba-tiba datang patroli kepolisian, yang kemudian mengepung lokasi dan menangkap para tersangka," tulis harian Al-Ayam di Bahrain.
Para pria yang ditangkap itu berusia antara 18 hingga 20 tahun dan sebagian besar berasal dari negara-negara di Teluk Arab yang diyakini datang ke Bahrain untuk menghadiri pesta itu, tulis Al-Ayam.
Pejabat mengatakan bahwa ada juga sejumlah warga negara asing yang tertangkap namun tidak merinci lebih lanjut tentang hal itu. Kasus tersebut telah diajukan ke jaksa penuntut umum. Surat kabar setempat mengatakan bahwa ada seorang warga Suriah dan Lebanon dalam kelompok itu.
Bahrain dianggap sebagai negara Teluk yang tergolong liberal, dengan alkohol yang dijual secara bebas di toko, sedangkan negara Teluk lainnya hanya membatasi untuk kalangan hotel.
Kehidupan malam Bahrain menarik pengunjung dari negara Teluk lainnya seperti Kuwait, Qatar, dan Arab Saudi, yang terhubung dengan Bahrain dengan jalan lintas negara.
Negara-negara di Teluk Arab melarang homoseksualitas karena melanggar nilai Islam. Pria homoseksual di wilayah itu biasanya ditangkap dan dipenjarakan untuk masa hukuman tertentu.
"Bahrain tergolong lebih toleran bila dibandingkan dengan Uni Emirat Arab misalnya, dengan tidak membolehkan hal itu di lakukan dimuka umum," kata seorang periset di kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional, Said Boumedouha.
Seorang pejabat provinsi Muharraq telah meminta tindakan keras terhadap ruang perayaan itu setelah insiden pekan lalu, menurut harian setempat Gulf Daily News.
"Saya tahu pria-pria tersebut memiliki hubungan dengan manajer tempat itu yang yakin bahwa kelompok tersebut tengah menggelar sebuah pesta ulang tahun," kata Ramzy al-Jalaleef.
"Namun ternyata, seperti yang telah saya dengar, mereka menggelar pernikahan untuk dua orang pria," katanya.
Jaleef mengatakan kepada harian itu bahwa harus ada penyelidikan secara seksama terhadap acara yang akan diselenggarakan di kota itu, yang ia katakan memiliki 29 masjid dan sangat relijius serta konservatif. Pejabat Kejaksan Bahrain tidak dapat dimintai pernyataan terkait isu itu.
(KR-PPT/M014)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011