Andalan kontingen Jawa Timur ini di babak final mampu mengalahkan wakil tuan tuan rumah, Nabeth Tabuni yang sejak awal membikin kejutan dengan kemenangan tipis 10-9. Itupun diraih setelah sempat tertinggal dua kali dalam mengumpulkan poin.
Teror dari pendukungan tuan rumah yang memadati GOR ternyata tidak membuat gentar karateka berusia 20 tahun kelahiran Grobogan, Jawa Tengah yang saat ini tinggal di Surabaya untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Baca juga: Jadwal karate PON Papua: enam emas diperebutkan pada hari kedua
"Kuncinya ketenangan. Saya sempat tertinggal dua kali, tapi pelatih menginstruksikan untuk tetap tenang meski tertinggal. Hasilnya bisa kita lihat. Saya mendapatkan emas," kata Bagus yang terlihat tidak percaya bisa menyumbang emas untuk kontingen Jawa Timur.
Bagus mengaku sebelumnya belum pernah bertemu Nabeth Tabuni, apalagi keikusertaannya di PON juga baru pertama kali. Meski demikian, dirinya tidak gentar untuk menghadapi siapapun. Dukungan dari mantan karateka Umar Syarief juga menjadi salah satu motivasi.
"Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah membawa saya sampai kesini," kata Bagus dengan berkaca-kaca.
Raihan emas di PON Papua jelas menjadi pembuka bagi Bagus untuk menjajaki level di atasnya karena ia juga tidak menampik ingin kariernya lebih tinggi. Salah satu sasaran terdekatnya adalah bisa menembus pusat latihan nasional (pelatnas).
Baca juga: Febi Ramadhan tunggu Claudio Nenobesi di pelatnas karate
"Masuk pelatnas? Kalau mendapatkan kesempatan kenapa tidak," kata karateka yang membuka kran emas untuk kontingen Jawa Timur itu.
Sementara itu, karateka tuan rumah Nabeth Tabuni mengaku sedikit terlena di akhir-akhir laga meski sebelumnya sempat unggul dalam perolehan poin. Kondisi tersebut jelas membuatnya sedikit kecewa dengan apa yang baru saja terjadi.
"Saya kecolongan," kata Nabeth Tabuni dengan tersenyum.
Jika Bagus Yudha Dwi Maulana mendapatkan emas, Nabeth Tabuni harus puas dengan medali perak. Sedangkan medali perunggu direbut oleh wakil Maruli Jefri Lambok Butar Butar dari Jawa Barat dan Paolo Maldini dari Sulawesi Utara.
Baca juga: Sandy Firmansyah titisan Umar Syarief yang lahir di PON Papua
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021