Kedatangan peraih emas dan perak nomor RS One putri, Ratiah dari Banten dan Syadine Arethusa dari Lampung, yang kini pindah ke nomor RSX 8.5 putri tak mampu menggoyahkan dominasi Hoiriyah.
PON Papua menjadi tonggak bagi Hoiriyah meraih empat medali emas PON beruntun, tiga terakhir di nomor RSX 8.5 putri dan satu lagi nomor Mistral putri dalam PON 2008.
Baca juga: Tujuh emas terakhir layar PON Papua diperebutkan hari ini
Sejak perlombaan hari pertama Sabtu (9/10) Hoiriyah tak pernah absen untuk finis di urutan terdepan dalam setiap putaran balapan.
Dalam perlombaan hari terakhir, Selasa, atlet kelahiran 10 Agustus 1991 itu memenangi satu dari tiga putaran balapan yang dilakukan. Kendati demikian, itu sudah cukup bagi Hoiriyah untuk meraih medali emas layar nomor RSX 8.5 putri dengan nilai bersih akhir 8.0 poin.
Selepas perlombaan, Hoiriyah langsung mencukur rambutnya dan naik ke podium dengan gaya rambut cepak.
Medali perak dimenangkan oleh Syadine untuk Lampung dengan koleksi nilai akhir 16.0 poin.
Baca juga: Kaltim pertahankan medali emas layar International 420 putri
Sedangkan Ratiah hanya menyumbangkan perunggu untuk tim layar Banten dengan catatan 19.0 poin.
Capaian Hoiriyah menambah koleksi medali emas tim layar Jatim menjadi dua keping, setelah M. Viko Wijanarko mendapatkannya di nomor Techno 293 putra.
Cabang olahraga layar telah menuntaskan perebutan 17 medali emas PON Papua, yang terbagi dalam tujuh nomor kategori putra, tujuh nomor kategori putri dan tiga nomor terbuka.
Baca juga: Persatuan layar Indonesia rancang strategi jaring atlet baru
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021