Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Taiwan berupaya untuk terus meningkatkan kerja sama di sektor industri dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara. Hal ini salah satunya diwujudkan melalui kegiatan Indonesia – Taiwan Industrial Collaboration Forum (ITICF).

“Kami berharap, Indonesia dan Taiwan dapat tumbuh bersama dalam upaya mengembangkan sektor industri manufaktur, khususnya di sektor yang menggunakan teknologi tinggi (high-tech),” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya usai menghadiri pembukaan ITICF ke-4 di Jakarta, Selasa.

Menperin menjelaskan, kolaborasi antara Indonesia dengan Taiwan pada sektor industri dalam kerangka ITICF telah berlangsung sejak tahun 2017 melalui beberapa sub forum, di antaranya Sub-Forum of Shipbuilding, Sub-Forum of Internet of Things (IoT), Sub-Forum of Food and Biotechnology, dan Sub-Forum of Metal Processing.

“Kami juga berharap agar ITICF ke-4 ini dapat memperkuat kolaborasi yang telah terbangun serta terus menggali dan mengoptimalkan peluang kerja sama antara kedua belah pihak,” tuturnya.

Penyelenggaraan ITICF ke-4 merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang telah diadakan pada Desember 2019 di Taipei, Taiwan. Forum ini menjadi sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait pengembangan sektor industri kedua negara sejak empat tahun lalu.

Menperin optimis, kerja sama kedua negara di sektor industri akan mempercepat pemulihan ekonomi akibat imbas pandemi COVID-19. Selain itu, kolaborasi ini dapat berkontribusi secara nyata dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Semoga ITICF ke-4 ini dapat menjadi role model dan platform untuk aksi konkret yang dapat ditindaklanjuti oleh para pelaku industri, sehingga memberikan manfaat luas bagi kedua pihak,” ungkap Agus.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Eko S.A. Cahyanto menyampaikan, pelaksanaan ITICF ke-4 berfokus kepada upaya penguatan dan percepatan kolaborasi antara sektor industri Indonesia dan Taiwan, serta untuk menjadikan Indonesia sebagai production base bagi industri kedua pihak.

“Pada ITICF ke-4 ini, dilaksanakan pula dua penandatanganan MoU sebagai upaya yang konkret untuk mendorong kolaborasi yang lebih kuat dalam pengembangan industri,” ujar Eko.

Pertama, MoU on Explore Opportunity in use of Seaweeds or Their Processing-by-products in Food or Agricultural Sectors. Penandatanganan dilakukan oleh PT Hakiki Donarta (Indonesia), Kings Ground BioTechCo. Ltd (Taiwan) dan Food Industry Research and Development Institute (FIRDI) Taiwan.

Kedua, MoU on Industry-Academia Cooperation Project and On-The-Job Training Courses. Penandatanganan dilakukan oleh Kampuh Welding dan National Kaohsiung University of Science and Technology (NKUST).

“Besar harapan kami, kerja sama yang ditandatangani tersebut akan segera diikuti oleh aksi nyata oleh para pelaksananya. Sehingga dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi para pihak pada khususnya dan sektor industri pada umumnya,” jelas Eko.

Lebih lanjut, dalam pertemuan ini para pelaku usaha, asosiasi, kalangan akademisi baik dari Indonesia maupun Taiwan yang merepresentasikan berbagai sektor industri akan saling berdiskusi melalui sub forum.

Masing-masing sub forum akan membahas berbagai topik dan isu yang relevan dengan kondisi terkini serta bersama-sama mencari solusi untuk ke depannya.

“Kami juga berharap kolaborasi yang dilakukan kedua belah pihak dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan,” imbuhnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021