Pola demonstrasi berkembang dalam hal jumlah, kecepatan, kekacauan, dan dalam sejumlah kasus, juga kekerasannya."
London (ANTARA News) - Polisi Inggris mesti secara cepat beradaptasi dengan era baru demonstrasi karena banyak kekuataan tidak siap menghadapi demonstrasi yang semakin keras, demikian sembuah laporan, Rabu.
Kepala kepolisian Inggris Denis O'Connor mengatakan demonstrasi-demonstrasi itu kini dapat diorganisasikan dalam beberapa jam dan dalam jumlah lebih besar dibamdingkan di masa lalu, berkat ponsel dan media sosial seperti Twitter.
Dia mengingatkan bahwa demonstrasi saat ini membuat polisi lebih sulit lagi dalam menciptakan keseimbangan antara menertibkan keadaan dan menjamin hak berdemonstrasi masyarakat.
"Pola demonstrasi berkembang dalam hal jumlah, kecepatan, kekacauan, dan dalam sejumlah kasus, juga kekerasannya," kata dia.
Pada demonstrasi mahasiswa di London tahun lalu, yang berakhir dengan kerusuhan terburuk yang melanda ibukota itu dalam beberapa tahun, polisi dan demonstran harus main kucing-kucingan karena demonstran ingin menghindari taktik penangkalan.
"Setelah beberapa tahun berlangsung relatif sepi, ini adalah periode baru bagi penertiban tatanan publik, yang bergerak lebih cepat dan lebih bisa diprediksi," kata O'Connor.
"Meramalkan karakter demonstrasi akan menjadi lebih sulit, dan pada beberapa kasus, bentuk dan modusnya hanya akan menjadi lebih jelas pada hari protes itu terjadi. Apa yang sepertinya jelas adalah kesediaan untuk mengganggu masyarakat dan menguji polisi."
Para komentator memprediksikan frekuensi demonstrasi akan meningkat sebagai dampak dari tindakan-tindakan terukur pemerintah yang mulai keras.
O'Connor mengatakan polisi tidak dapat merencanakan "dunia yang damai" dan harus bersiap menghadapi kejadian-kejadian mendadak yang berbeda dari apa yang diperkirakan.
Laporan ini mencatat bahwa 40 persen kekuatan polisi di Inggris, Wales dan Irlandia Utara tidak menguji dirinya dalam memobilisasi bantuan kepada satuan yang menghadapi gejolak massa.
Bahkan pada sejumlah kasus tidak cukup petugas dalam menghadapi demonstrasi, sebut laporan itu.
Menyusul kekerasan pada demonstrasi G20 di London pada 2009, kepolisian Inggris menggelar razia di tempat-tempat publik.
O'Connor mengungkapkan diperlukan waktu sampai dua tahun agar polisi berubah untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lapangan.
"Kunci dari keberhasilan polisis beradaptasi dengan keperluan demonstrasi damai adalah mencegah sedini mungkin merebaknya kerusuhan," sambungnya.
"Belajar cepat dan berkomunikasi lebih baik dengan para petugas di lapangan, seperti halnya dengan masyarakat, akan membantu polisi meminimalkan risiko dan menertibkan jalanan."
Asosiasi Kepala Perwira Polisi Inggris (ACPO) menyatakan bahwa para kepala kepolisian secara konstan beradaptasi dengan tantangan yang dihadapi dari demonstrasi.
"Tidak ada keraguan bahwa wajah dan bentuk demonstrasi terus berubah dan kita terus belajar dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai memfasilitasi demonstran di seluruh penjuru negeri," kata kepala polisis Sue Sim, juru bicara ACPO bidang ketertiban umum, seperti dikutip Reuters. (*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011