Sleman (ANTARA News) - Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr Musa Asy`arie menilai maraknya kasus deradikalisasi yang mengatasnamakan agama terjadi akibat pendangkalan moralitas dan spiritualitas.

Pendangkalan moral dan spiritualitas tersebut, katanya di Sleman, Rabu, mengakibatkan orang berpikiran sempit dan tidak dapat menghormati serta menghargai pluralisme yang ada.

"Indonesia tanpa pluralisme itu bukan Indonesia lagi, kalau ingin tetap mempertahankan Indonesia maka harus menghargai dan menghormati pluralisme, karena Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika, itu kuncinya," katanya.

Menurut dia, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta siap menjadi pusat peradaban Islam dan ini bukan mustahil karena UIN Yogyakarta memiliki berbagai nilai tawar strategis.

"Kami sudah merancang sembilan program unggulan menuju pusat peradaban Islam yang unggul. Pengembangan UIN Sunan Kalijaga sebagai cagar budaya peradaban Islam, bukan hal yang mustahil. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki nilai tawar dalam hal ke-Islaman," katanya.

Musa mengatakan, potensi Islam di Indonesia juga memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan peradaban Indonesia maupun dunia Islam, sehingga peran UIN Sunan Kalijaga sebagai cagar peradaban sangatlah strategis di masa mendatang.

"Bukan saja sebagai upaya konservasi atas peradaban Islam, melainkan juga menggali nilai-nilai universal dalam Islam untuk kemashlahatan bersama. Terlebih, pada bangsa yang tengah mengalami kemerosotan peradaban ini," katanya.

Ia mengatakan, konsep pemikiran UIN Yogyakarta yang dibangun ialah keislaman yang integratif-interkonektif sehingga berbagai permasalahan yang berkaitan dengan peradaban bangsa dapat diselesaikan dengan cara yang elegan.
(V001)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011