"Hari ini (9/2) seluruh tokoh masyarakat dan agama Cikeusik dikumpulkan di Kantor Kepala Desa Umbulan untuk diberi pengarahan," kata Sekretaris Kecamatan Cikeusik, Najmuddin, di Cikeusik, Pandeglang, Rabu.
Para tokoh tersebut, kata dia, mendapat pengarahan dari berbagai pihak terkait seperti TNI, Polri dan pemerintah daerah.
"Ada beberapa pejabat dari Poliri dai Korem Maulana Yusuf serta perwakilan pemerintah Kabupaten Pandeglang. Mereka secara bergantian memberi pengarahan pada tokoh masyarakat dan agama," katanya.
Materi yang disampaikan, kata dia, lebih menitikberatkan pada toleransi antarumat beragama, serta pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan.
"Intinya masyarakat harus meningkatkan toleransi antarumat beragama, menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan agar kasus bentrokan tidak kembali terulang," katanya.
Mengenai kondisi Cikeusik, menurut dia, saat ini sudah normal kembali, masyarakat setempat juga melakukan aktivitas seperti biasanya.
Namun, aparat dari kepolisian masih melakukan penjagaan di rumah Parman, pimpinan Ahmadiyah Cikeusik, yang juga menjadi tempat bentrokan antara jamaah organisasi itu dengan masyarakat.
Seribuan warga terlibat bentrokan dengan jamaah Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik pada Minggu (6/2), yang mengakibatkan tiga orang anggota jamaah organisasi tersebut meninggal di lokasi dan satu orang lainnya meninggal setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Selain itu, empat korban juga mengalami luka parah dan saat ini sedang menjalani perawatan medis.
Akibat bentrokan tersebut, dua unit kendaraan roda empat, satu unit sepeda motor dan sepeda dibakar massa, dan rumah Parman dirusak.
Penyidik Polri telah memeriksa belasan warga yang diduga terlibat dalam bentrokan itu, dan sudah menetapkan satu orang tersangka berinisial U.
(S031)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011