Kami datang ke sini hanya ingin tahu saja, karena televisi ramai memberitakan seputar insiden Cikeusik

Pandeglang (ANTARA News) - Rumah kediaman Suparman pimpinan Ahmadiyah Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, yang dijadikan tempat bentrokan, Minggu (6/2) hingga kini menjadi tontonan warga sekitar dan luar daerah.

"Kami ingin mengetahui rumah pimpinan Ahmadiyah yang diamuk massa itu," kata Supardi, warga Malingping, Kabupaten Lebak, Rabu.

Supardi mengatakan, pihaknya merasa terkejut dan heran dengan adanya penyebaran ajaran Ahmadiyah di daerah pelosok di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.

Sebab untuk menuju ke Kampung tersebut harus melintasi ruas jalan rusak parah, baik dari arah Kecamatan Munjul maupun Kecamatan Wanasalam.

Karena itu, pihaknya bersama tiga teman lainnya mendatangi lokasi bentrokan yang menewaskan korban jiwa tersebut.

Apalagi, sejumlah media elektronik dan media cetak ramai memberitakan peristiwa bentrokan jamaah Ahmadiyah dan warga.

"Sepengetahuan kami kejadian bentrokan massa ini kali pertama di wilayah Banten bagian Selatan," katanya.

Abudrahman, warga Kabupaten Serang mengaku ia mendatangi lokasi rumah Suparman yang tidak lain dijadikan tempat bentrokan hingga menewaskan tiga orang dan lima lainnya luka-luka.

"Kami datang ke sini hanya ingin tahu saja, karena televisi ramai memberitakan seputar insiden Cikeusik," katanya.

Sementara Kepala Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, M Johari mengaku selama ini banyak warga mendatangi rumah Suparman pimpinan Ahmadiyah yang kondisinya sudah porakporanda akibat amukan massa tersebut.

"Saya kira warga yang menonton itu hanya ingin tahu saja, karena sejumlah televisi memberitakan secara langsung di lokasi bentrokan," ujarnya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011