Bila ada kelompok dan organisasi resmi yang selama ini terus melakuan aksi kekerasan, pada para penegak hukum cari jalan yang sah dan legal bila perlu untuk pembubaran

Kupang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tidak boleh ada ruang dan peluang bagi aksi kekerasan sehingga setiap potensi timbulnya kekerasan dan ketegangan sosial harus diredam dengan cara-cara sesuai norma hukum dan demokrasi secara tegas.

"Meski dalam negara demokrasi kita junjung kebebasan berbicara dan berkumpul tapi mari kita sadari, kita tidak boleh berikan ruang dan toleransi atas pidato dan seruan didepan publik ajakan untuk lakukan tindakan kekerasan bahkan pembunuhan pada pihak manapun," kata Presiden.dalam peringatan Hari Pers Nasional 2011 di Kupang, Rabu siang.

Kepala Negara mengatakan, bila ada kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat resmi yang berulangkali melakukan bahkan menganjurkan tindakan kekerasan maka aparat keamanan harus membubarkan organisasi tersebut, sesuai aturan hukum dan etika demokrasi.

"Bila ada kelompok dan organisasi resmi yang selama ini terus melakuan aksi kekerasan, pada para penegak hukum cari jalan yang sah dan legal bila perlu untuk pembubaran," tegasnya.

Presiden mengatakan terkait dengan peristiwa kekerasan di Pandeglang dan Temanggung, kejadian tersebut bisa diatasi bila semua pihak memiliki kepedulian untuk mencegahnya sejak dini.

"Keyakinan itu dikaitkan jika kita semua peduli berkomitmen jaga kerukunan dan toleransi bukan hanya di mulut, termasuk bimbingan pemuka agama dan tokoh masyarakat," katanya.

Ia menambahkan,"jika para pimpinan daerah di tingkat desa, kecamatan atau kabupaten kota, saya katakan itu karena mereka ikuti kehidupan masyarakat sehari-hari, bila mereka bekerja untuk cegah benturan maka bisa berjalan baik."

Presiden mengatakan semua peristiwa itu bisa dicegah bila aparat keamanan pro aktif, cepat dan cepat, cegah atasi.
"Di negeri ini tidak ada satupun desa dan kecamatan yang tidak ada kepala daerahnya dan tidak ada aparat keamanannya," kata Presiden.

Atas kejadian kekerasan yang terjadi, Presiden menegaskan agar Polri tidak segan serta berani mengungkap dan menangkap pelaku dan juga pimpinan aksi anarkis tersebut.

Sementara itu bagi kalangan pers, Presiden meminta agar memiliki garis yang sama dengan pemerintah terkait keinginan untuk menjaga harmoni dan kerukunan antar umat beragama.

"Saya harapkan dukungan dan kerjasama pers dengan cara peliputan dan pemberitaan yang segaris dengan upaya kita perkokoh kerukunan dan toleransi dan cegah aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok atau komunitas manapaun yang merobek kerukunan," kata Presiden.

"Demokarasi bukan berarti hutan rimba," tegasnya.

Peringatan hari pers nasional 2011 berlangsung di aula El Tari Kupang.

Sejumlah menteri yang hadir antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mendiknas Muhammad Nuh, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menkes Endang Sedyaningsih, Mensos Salim Segaf Aljufrie, Menhut Zulkifli Hassan, Panglima TNI Laksanama Agus Suhartono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Ameliasari, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan sejumlah pejabat lainnya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011