tak banyak yang bisa kulakukan, anak-anakku tak mendapatkan perlindungan. Aku khawatir tapi sepertinya itu memang realistis
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Donald Rumsfeld masih "belum puas" terhadap Saddam Hussein, Presiden Irak yang digulingkan pasukan sekutu pimpinan AS.

Rumsfeld mengklaim bahwa Saddam mengeluarkan 60 juta dolar (sekitar Rp540 miliar) untuk bayaran membunuh anak perempuan Rumsfeld. Motif Saddam, kata Rumsfeld, adalah balas dendam atas kematian dua anak laki-lakinya.

Seperti diberitakan Daily Mail, uang sebanyak itu ditawarkan kepada siapapun pihak yang bisa membawa kepala dua putri Rumsfeld ke Saddam.

Menurut Rumsfeld yang sedang mempromosikan memoarnya "Known and Unknown", dia diperingatkan soal rencana pembunuhan itu pada Oktober 2003 dalam suatu rapat.

Saat itu, pasukan AS telah membunuh anak Saddam yaitu Uday dan Qusay serta Mustapha (14), cucu Saddam.

Ancaman serupa juga ditujukan kepada dua anak Presiden George W Bush, Jenna dan Barbara. Bedanya, dinas pengawal presiden, Secret Service, memberi perlindungan sehingga Bush tenang.

Rumsfeld mengaku keluarganya tidak mendapat fasilitas perlindungan seperti yang didapat presiden, dan hal itu jadi pembicaraan dalam rapat tersebut.

"Saya yakin (mantan kepala dinas rahasia AS, CIA) George Tenet berkata: anda harus anggap serius hal ini karena kita telah membunuh anak Saddam Hussein dan kita tidak boleh kaget jika kegiatan (rencana pembunuhan anak pejabat AS) sudah mulai bergerak di Irak," kata Rumsfeld.

Dia juga menulis "tak banyak yang bisa kulakukan, anak-anakku tak mendapatkan perlindungan. Aku khawatir tapi sepertinya itu memang realistis."

"Ada hal-hal tertentu yang terjadi dalam kehidupan dan kita tidak bisa berbuat apa-apa terhadap hal itu. Komentarku saat itu 'terima kasih' dan Presiden Bush menatap mataku dan berkata 'sebaiknya anda tangani ini secara serius."

"Tentu saja ku anggap hal itu serius. Tapi juga aku realistis tak banyak yang bisa kulakukan."

Soal skandal penjara Abu Ghraib yang membongkar kesewenang-wenangan tentara AS kepada tahanan Irak, Rumsfeld mengaku pernah minta mundur dari jabatan sebagai menteri dalam negeri tapi tak berhasil.

"Saya maju dan bilang ke presiden bahwa kukira saya harus mengundurkan diri.Kupikir  dengan begitu maka presiden, Pentagon dan negara ini dalam posisi yang lebih baik," katanya.

Rumsfeld menjabat menteri pertahanan era pemerintahan Gerald Ford dan George W Bush. Dia juga ikut di pemerintahan Richard Nixon dan tiga kali sebagai anggota kongres AS asal Illinois.
(A038/A038/BRT)

   

Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011