smelter tembaga, dan instalasi hilirisasi tambahan di Gresik akan meningkatkan nilai tambah perekonomian domestik secara berlipat ganda, dan juga pada akhirnya meningkatkan penerimaan negara.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pembangunan pabrik pemurnian-pengolahan (smelter) PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, menjadi momentum bersejarah karena memindahkan hilirisasi yang sebelumnya dominan dilakukan di luar negeri ke dalam negeri.
Airlangga, dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo saat peletakan batu pertama (groundbreaking) smelter Freeport Indonesia di Gresik, Selasa, mengatakan smelter tembaga, dan instalasi hilirisasi tambahan di Gresik akan meningkatkan nilai tambah perekonomian domestik secara berlipat ganda, dan juga pada akhirnya meningkatkan penerimaan negara.
Ia mencontohkan smelter di Gresik akan memilki fasilitas hilirisasi tambahan pemurnian logam berharga (precious metal refinery) dengan nilai investasi 200 juta dolar AS. Smelter tersebut akan mampu memproduksi 35 ton sampai 54 ton emas per tahun. Saat ini, harga emas sekitar 1.700 dolar AS per Troy Ounce.
“Kalau produksi (emas) 35 ton, itu nilainya 1,8 miliar dolar AS. Jika produksinya 50 ton, itu sampai 2,7 miliar dolar AS. Jadi bayangkan selama 40 tahun (sebelum ada smelter Freeport di Gresik), yang 2 miliar dolar AS itu rata-rata dinikmati negara lain, apakah 70 persen ke Spanyol maupun ke Jepang. Jadi hari ini menjadi bersejarah karena ini seluruhnya akan diproduksi di Gresik,” kata Airlangga.
Baca juga: Presiden sebut Smelter Freeport di Gresik buka 40.000 lapangan kerja
Untuk tembaga, kata Airlangga, smelter Freeport di Gresik memilki desain single line dengan kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat per tahun, dan mampu memproduksi 600 ribu ton tembaga. Hal itu, kata Airlangga, menjadikan smelter Freeport di Gresik merupakan yang terbesar di dunia.
Saat ini, nilai tembaga menjadi salah satu komoditas yang meningkat drastis karena mengalami super siklus (super cycle) di pasar global.
“Nilai cooper (tembaga) sekarang lagi supercycle 9.400 dolar AS per ton. Jadi investasi Rp42 triliun atau 3,5 miliar dolar AS, revenue (penerimaan) hanya dari cooper saja itu 5,4 miliar dolar AS,” kata Airlangga.
Nilai Rp42 triliun merupakan investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan smelter Freeport tersebut.
Baca juga: Smelter Freeport, Presiden: Jangan sampai hilirisasinya di negara lain
Airlangga berharap smelter Freeport ini mendapat dukungan dari berbagai sektor, termasuk dari jajaran Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian.
Presiden Jokowi pada Selasa ini meresmikan dimulainya pembangunan (groundbreaking) semlter PT Freeport Indonesia di Gresik. Peresmian itu dihadiri Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan para pejabat terkait.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021