Begitu mendengar saya diterima, orang tua bertanya kepada saya. 'Lho, terus bayarnya bagaimana?'. Saya menjawab, 'Enggak bayar, Pa, Ma. Itu beasiswa'


IBL

Kabar soal potensi Habib Titoaji menyebar cepat ke klub-klub bola basket profesional Indonesia. Beberapa tim Liga Bola Basket Indonesia (IBL) memintanya bergabung.

Habib bergeming. Hati kecilnya belum mantap bermain dalam level profesional sampai akhirnya tawaran dari West Bandits Solo tiba.

West Bandits Solo merupakan tim baru di IBL, baru berkompetisi mulai musim 2021.

"Saya berpikir panjang dan akhirnya, ya, sudah, coba saja dahulu. Mungkin jalan saya di situ. Saya lalu mengikuti seleksi di Jakarta selama seminggu dan ternyata tim tertarik dengan saya," kata Habib.

Dan, seperti yang sudah diperkirakannya, sama sekali tidak mudah menjadi pebola basket profesional.

Sebagai pemain muda, Habib harus beradaptasi dengan ketatnya disiplin dan persaingan di IBL.

Dia mesti meningkatkan ketahanan fisik, kemampuan teknik, kecerdasan mengikuti strategi dan lain-lain.

Perlahan, kemampuan Habib sebagai power forward dimatangkan. Dia dilatih sedemikian rupa agar mampu menjadi tembok kokoh pelahap rebound sekaligus menjadi pencetak poin ulung.

Hasilnya, pada musim debutnya di IBL 2021, Habib membuat rata-rata 8,07 poin dan 5,33 rebound per pertandingan untuk membawa West Bandits melaju sampai semifinal IBL 2021.

Baca juga: Makna bola basket bagi seorang Lena


Menolak besar kepala ...

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021