London (ANTARA News) - Harga minyak mentah Brent jatuh di bawah 98 dolar pada Selasa waktu setempat, karena sentimen investor terpukul oleh prospek permintaan di China, setelah Beijing menaikkan suku bunga lagi untuk mendinginkan perekonomian yang `booming`, demikian AFP melaporkan.
Namun harga kemudian pulih, dalam transaksi akhir di London ditutup di atas 100 dolar AS karena dolar melemah, membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang saingannya.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun menjadi 97,51 dolar -- tingkat terendah sejak akhir Januari -- sebelum meningkat kembali ke 99,80 dolar, naik 55 sen dari tingkat penutupan Senin.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk Maret, terguling ke terendah 85,88 dolar. Kontrak, yang juga dikenal sebagai West Texas Intermediate (WTI), kemudian berdiri di 86,65 dolar, naik 17 sen.
Harga minyak Brent lebih tinggi daripada rekan WTI karena persediaan besar minyak mentah yang tetap pada titik transit utama AS dari Cushing, Oklahoma, menurut analis.
"Harga minyak mentah memperpanjang kerugian dan jatuh tajam menyusul langkah mengejutkan China menaikkan suku bunga yang menambah tekanan pada pasar minyak di tengah kekhawatiran tentang tingkat permintaan minyak China," kata analis Sucden, Myrto Sokou di London.
China pada Selasa menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya dalam empat bulan, karena pemerintah berupaya untuk menjinakkan inflasi di tengah kekhawatiran bahwa hal itu bisa memicu kerusuhan sosial.
Pada Oktober, People`s Bank of China (bank sentral China) menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya di hampir tiga tahun karena mencoba menahan banjir likuiditas yang telah mengipasi inflasi dan menaikkan harga properti. Bank sentral memperketat kebijakannya lagi pada Hari Natal.
China adalah kedua setelah Amerika Serikat dalam konsumsi minyak dan importir utama sehingga setiap prospek permintaan akan jatuh adalah kekhawatiran besar bagi pasar.
Sebelum berita China, harga minyak sudah jatuh didukung berkurangnya kekhawatiran atas krisis politik Mesir.
"Meskipun situasi di Mesir jauh dari terselesaikan, sedikit perbaikan dalam ketegangan keseluruhan sekitar kawasan ini membantu syaraf agak tenang," Barclays Capital mengatakan dalam sebuah laporan.
Minyak mentah Brent melonjak ke 103,37 dolar Kamis lalu -- tingkat tertinggi sejak 26 September 2008 -- karena pedagang cemas bahwa krisis ini dapat mengganggu pasokan minyak mentah krusial melalui Terusan Suez yang strategis.
Terusan melalui Mesir ini menghubungkan laut antara Eropa dan Asia, memungkinkan perjalanan kapal yang lebih aman dan lebih cepat antara dua kawasan tanpa harus berlayar ke sekitar Afrika.
Presiden Mesir Hosni Mubarak mengambil langkah menuju reformasi demokrasi pada Selasa dalam upaya lain untuk menenangkan lawan protes massal jalanan terhadap rezim itu yang memasuki minggu ketiga.
Mubarak telah mengeluarkan keputusan membentuk sebuah komite untuk mengawasi perubahan konstitusional menjelang pemilu tahun ini, kata Wakil Presiden Omar Suleiman, banyak yang sekarang melihat sebagai kekuatan efektif di balik tahta.
Meskipun Mesir bukan merupakan produsen minyak utama, tapi sekitar 2,4 juta barel per hari diangkut melalui Terusan Suez. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011