"Potensi investasi di nigeria masih terbuka dengan sektor industri semen, pupuk, dan farmasi yang bisa menjadi primadona bagi keran investasi asing," katanya ketika menerima kunjungan ANTARA di Kedutaan Besar Nigeria, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, ia didampingi oleh Sekretaris Satu Kedutaan Besar Nigeria, Yakubu M. Adamu.
"Perdagangan bilateral kedua negara berada di angka 496 juta dolar AS pada Juni 2010 dan diperkirakan mencapai 1 miliar dolar pada akhir 2010," katanya.
"Beberapa perusahaan Indonesia seperti Indorama, Indofood, Kalbe Farma, Sayap Mas Utama, juga telah hadir di Nigeria, sementara komoditas ekspor utama Nigeria adalah minyak bumi," katanya.
Menurut Ibrahim, sejauh ini banyak juga warga Nigeria yang datang ke Indonesia untuk berbisnis, namun secara individu dengan komoditas tekstil dan baju batik. Ia menambahkan bahwa pusat perbelanjaan Tanah Abang di Jakarta sangat terkenal bagi warga di sana.
Dubes Ibrahim juga mengatakan Indonesia dan Nigeria juga telah melakukan kegiatan pertukaran budaya, yang diselenggarakan setahun sekali, serta pertukaran mahasiswa dengan dua perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung.
Dubes Ibrahim menjelaskan bahwa hubungan antara Nigera dan Indonesia dimulai sejak 1965, ketika Indonesia mengirim misi diplomatiknya ke Lagos yang diikuti oleh Nigeria pada 1976 ketika meresmikan misi diplomatiknya di Jakarta.
"Selama bertahun-tahun hubungan bilateral kedua negara ditopang oleh kesamaan pandangan dalam kepentingan di berbagai forum internasional seperti Konfrensi Asia Afrika 1955, Gerakan Non Blok, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC)," katanya .
Kedua negara juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Ekonomi dan Teknik pada 2001, termasuk membentuk Komisi Bersama yang saat ini baru akan "lepas landas".
Sebelumnya pada 2007 Presiden Nigeria Umaru Musa Yar`adua dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono sempat bertemu di New York, tempat keduanya menyepakati penguatan hubungan ekonomi antara dua negara melalui peningkatan volume perdagangan serta memacu angka investasi.
Untuk menambah jumlah perusahaan Indonesia yang berdiri di Nigeria, kedua negara telah merencanakan pembangunan sebuah pabrik gas metanol dan pupuk dengan investasi senilai 2,5 miliar dolar AS di Nigeria melalui kerja sama antara Pertamina, Eurochem Indonesia, Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC) dan Viva Methanol of Nigeria.(*)
(T.KR-PPT/S006)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011