"Dengan menjadi BUMN, kami bisa mengembangkan pendanaan dari luar, banyak yang berminat memberikan dana," kata Praktimia usai penandatanganan akta hibah seluruh saham Pertamina di Geo Dipa kepada pemerintah di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan, saat ini pemerintah tengah mengembangkan proyek percepatan penyediaan listrik 10.000 tahap II di mana sebesar sekitar 50 persennya bersumber dari panas bumi atau geothermal.
"Bank-bank lokal bersedia membiayai pengembangan listrik dengan energi terbarukan," katanya.
Menurut dia, dengan isu lingkungan dan perubahan iklim maka semua negara berusaha mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan termasuk panas bumi.
"Ini merupakan momen yang baik untuk mengembangkan pemanfaatan panas bumi untuk menghasilkan listrik," katanya.
Praktimia menyebutkan, Geo Dipa memiliki total aset sekitar Rp2,2 triliun.
"Pada 2010 kami memperoleh laba operasional beberapa puluh miliar dan diharapkan meningkat pada 2011," katanya.
Geo Dipa merupakan salah satu pengelola tenaga panas bumi yang memanfaatkannya sebagai sumber tenaga pembangkit listrik.
Cakupan kegiatannya mulai dari eksplorasi, eksploitasi lahan penghasil panas bumi, pembangunan sarana pembangkit hingga menyalurkan hasil olahan panas bumi menjadi energi listrik ke jaringan transmisi listrik interkoneksi Jawa Madura Bali.
Perusahaan itu didirikan untuk mengelola aset lapangan panas bumi di Dieng dan Patuha. Pemerintah juga akan menambah penyertaan modal negara pada Geo Dipa dengan menyerahkan aset negara berupa power plant Deng Patuha yang sudah dikelola menjadi aset perusahaan itu.(*)
(T.A039/N002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011