Anda sudah mencoba menggigit tangan Anonymous. Anda membuat marah lebah dan sekarang Anda tersengat."

San Francisco (ANTARA News) - Kelompok peretas yang berada belakang serangan online terhadap sejumlah perusahaan yang menolak memberi layanan kepada WikiLeaks berhasil membobol sistem pertahanan sebuah perusahaan keamanan jaringan komputer yang menjadi mitra agen-agen federal dalam mengungkap identitas para peretas pendukung WikiLeaks itu.

Para peretas yang beroperasi di bawah bendera Anonymous mencatat reputasi mengesankan dengan membobol laman HBGary Federal dan mencuri puluhan ribu pesan email dan secara temporer menaklukan lalu lintas ke halaman itu lewat pesan-pesan vulgar.

"Anda sudah mencoba menggigit tangan Anonymous. Anda membuat marah lebah dan sekarang Anda tersengat," demikian salinan pesan online seperti dikutip AFP, Selasa.

Upaya-upaya untuk mengunjungi laman HBGary sepanjang Senin atau Selasa WIB ini selalu berakhir pada posting kalimat otomatis berikut "laman ini sedang dalam perbaikan."

Akun email yang dijarah termasuk akun milik pemimpin HBGary Aaron Barr. Akun Twitter miliknya juga dilaporkan dibobol seseorang yang men-tweet informasi pribadi mengenai dia dan posting pesan-pesan kasar.

Pesan-pesan email curian tersebut kemudian disebarkkan di satu laman berbagi file populer, kata Chester Wisniewski dari firma keamanan jaringan komputer Sophos dalam satu pesan onlinenya mengenai aksi peretasan itu.

Peretasan terhadap HBGary lebih canggih ketimbang serangan penolakan distribusi layanan (distributed denial of service/DDoS) yang berlangsung tahun lalu terhadap situs Amazon, Visa dan MasterCard, yang dilakukan sebagai pembalasan atas keputusan mereka menghentikan kerjasama mereka dengan WikiLeaks.

WikiLeaks juga memicu kemarahan politik di Washington menyusul publikasi ribuan kawat diplomatik rahasia AS dan laporan militer dari Irak dan Afghanistan.

"Tidak seperti serangan DDoS dari mana Anonymous menjadi berita utama beberapa bulan lalu, insiden terakhir ini melibatkan kemampuan peretasan yang sebenarnya," kata Wisniewski.

Dalam serangan DDoS biasa, sejumlah besar komputer dibajak untuk diperintahkan mengunjungi sebuah situs secara serentak sehingga server dibanjiri pesan untuk memperlambat layanan atau mematikannya sama sekali.

Menurut Wisnieski, HBGary sudah bekerja untuk mengungkapkan pihak di balik serangan DDoS dan dipaksa untuk menjual informasi mengenai anggota-anggota Anonymous kepada FBI.

Bulan lalu, polisi Inggris menangkap lima orang, sementara Biro Investigasi Federal (FBI) melancarkan razia di seluruh Amerika Serikat sebagai bagian dari penyelidikan terhadap serangan cyber oleh Anonymous. (*) ENY

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011