Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyatakan prihatin akan nasib warga Indonesia khususnya yang berasal dari Sumbar dan kini masih berada di Mesir, karena situasi politik dan keamanan di negara itu semakin bergejolak.
"Menyikapi kondisi terakhir di Mesir yang semakin bergejolak dan cendrung tidak terkendali, kita berharap pemerintah pusat secepatnya mengirim banyak pesawat untuk pemulangan semua warga Indonesia di sana," kata Prayitno di Padang, Selasa.
Ia menyatakan, amat prihatin jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap keberadaan masyarakat Indonesia dan Sumbar khususnya di daerah yang sedang bergejolak tersebut.
Kepada warga asal Sumbar yang masih berada di Mesir, Prayitno mengimbau agar sabar, berhati-hati dan tidak keluar malam untuk menjaga keselamatan jiwa.
Ia juga mengharapkan, masyarakat Indonesia di Mesir tidak ikut terlibat secara langsung terhadap kondisi yang terjadi negara itu.
"Biarkanlah rakyat dan pemerintahan Mesir sendiri yang akan menyelesaikan masalah mereka," tambahnya.
Ia menjelaskan, terdapat sekitar 300 warga asal Sumbar yang tinggal di Mesir sebagian besar adalah mahasiswa di kampus Al-Azhar University Kairo dan mereka mencari usaha penghidupan di luar ibukota Mesir.
Menurut dia, hingga saat ini baru 108 orang warga asal Sumbar yang telah dievakuasi ke Indonesia yang tergabung dalam kloter I sebanyak 68 orang dan kloter II sebanyak 40 orang bergabung dengan warga Indonesia asal daerah lainnya.
Ia meminta seluruh warga Sumbar yang masih berada di Mesir untuk kembali ke tanah air dengan kloter-kloter selanjutnya, apabila kondisi dinegara itu masih tidak memungkinkan lagi untuk bertahan.
Prayitno juga berharap, kondisi di Mesir agar segera pulih kembali dalam waktu dekat, karena sangat diharapkan pula para mahasiswa asal Indonesia dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan mereka di Mesir.
Selain itu bagi masyarakat Sumbar yang memiliki usaha atau berusaha di Mesir juga dapat kembali menata kegiatannya secara baik.(*)
(T.H014/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011