Jayapura (ANTARA) - Sekitar 49 medali emas diperebutkan dalam hari kesembilan PON Papua 2021 sejak resmi dibuka Sabtu 2 Oktober lalu oleh Presiden Joko Widodo.
Dari jumlah itu, sepuluh medali emas di antaranya direbut oleh atlet-atlet Jawa Barat yang membuat provinsi ini kian sulit dikejar oleh Jawa Timur dan DKI Jakarta, empat hari sebelum PON Papua ditutup Jumat 15 Oktober nanti.
Sampai Senin malam pukul 24.00 WIT, Jawa Barat semakin kokoh mencengkeram puncak daftar perolehan medali PON Papua dengan 93 medali emas, 73 medali perak dan 78 medali perunggu. Jumlah itu sepuluh medali emas lebih banyak dibandingkan dengan Jawa Timur yang menempati peringkat kedua.
Jawa Timur sendiri semakin sulit disalip DKI Jakarta yang membuntutinya pada peringkat ketiga. Jawa Timur sudah mengumpulkan 83 medali emas, 67 medali perak dan 60 medali perunggu, sedangkan DKI Jakarta mengoleksi 78 medali emas, 66 medali perak dan 77 medali perunggu.
Tuan rumah Papua juga masih tetap menempati posisi keempat dengan 68 medali emas, 34 medali perak, dan 66 medali perunggu. Dan hari ini juga menjadi hari yang dikenang oleh Kalimantan Tengah karena untuk pertama kalinya mereka memperoleh medali emas pada PON Papua ini setelah pegulat mereka, Arbainsyah, menjuarai gulat gaya bebas kelas 65kg putra di GOR Futsal Dispora Marauke.
Hari ini pula tercipta beberapa pemecahan rekor, antara lain empat rekor baru dalam empat cabang olahraga. Pertama terjadi pada angkat berat ketika lifter Jawa Barat Susi Susanti memecahkan rekor Asia angkatan dead lift dengan membuat total angkatan 197,5kg pada kelas 52kg putri sehingga memecahkan rekor Asia 192,5kg yang dipegang lifter China Chou Yi Ju. Ini juga rekor baru PON sekaligus rekor nasional.
Baca juga: Susi Susanti pecahkan rekor Asia angkatan dead lift di PON Papua
Rekor kedua pecah di Mimika dalam nomor lempar lembing putri ketika atlet Jawa Tengah Atina Nur Kamil Intan tidak saja merebut medali emas, namun juga memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri yang dia ciptakan pada kejuaraan nasional 2019 dari 50,46 meter menjadi 51,26 meter.
Rekor baru yang ketiga yang tercipta Senin ini diciptakan oleh atlet lompat galah Jawa Timur Teuku Tegar Abadi yang menyempurnakan sukses medali emasnya dengan rekor nasional baru 5,15 atau 0,05 meter lebih tinggi dibandingkan rekor lama yang dipegang Nunung Jayadi yang dicetak pada PON Jawa Timur 2000.
Terakhir tercipta di kolam renang dari 200 meter gaya bebas putra ketika Joe Aditya W. Kurniawan merebut emas dan sekaligus mencatat waktu tercepat 1 menit 51,05 detik atau rekor baru PON yang memecahkan rekor PON sebelumnya 1 menit 52,83 detik yang diciptakan oleh Triady Fauzi Sidiq pada PON 2012 di Riau.
Pencapaian-pencapaian monumental juga terjadi hari ini, di antaranya adalah sukses Papua menjuarai sepak bola putri PON untuk pertama kali dalam sejarah mereka dalam PON. Tim sepak bola putri Papua sukses merebut medali emas PON Papua setelah dalam final menang tipis 1-0 atas Jawa Barat berkat gol indah Liza Armanita Madjar.
Baca juga: Pecahkan rekor nasional, Atina Nur rebut emas lempar lembing PON Papua
Hari ini juga menjadi momen pengukuhan dominasi Jawa Barat dalam cabang dayung, sedangkan Jawa Timur menjadi kekuatan dominan dalam aeromodeling.
Jawa Timur menjadi juara umum aeromodeling PON Papua setelah mengumpulkan empat medali emas, empat medali perak dan empat medali perunggu, sedangkan tuan rumah Papua menguntit di belakangnya dengan empat medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. Jawa Barat mengoleksi tiga medali emas dari disiplin ini, sedangkan DKI Jakarta meraih satu medali emas.
Tetapi Jawa Barat mengukuhkan diri sebagai kekuatan tak tertandingi dalam dayung setelah memastikan diri melampauai target 13 medali emas dengan sampai Senin ini sudah meraih 19 medali emas atau unggul satu medali emas saat menjadi juara umum PON Jabar 2016. Jawa Barat dipastikan menjadi juara umum cabang ini walaupun masih ada tiga medali emas yang akan diperebutkan dalam nomor 1.000 meter, 500 meter, dan 200 meter campuran.
Baca juga: Jabar sandingkan emas beregu dan tunggal putra silat seni PON Papua
Dari nomor atletik lainnya, atlet Sumatera Selatan Sri Mayasari mengemas medali emas nomor bergengsi sprint 200 meter putri di GOR Mimika Sport Complex, Mimika, setelah menjadi yang tercepat mencapai garis finis dengan catatan waktu 24,08 detik. Catatan waktu ini masih di bawah rekor PON 23,98 detik yang diciptakan Irine T. Joseph dalam PON Jawa Timur 2000.
Pada bagian putra, sprinter nasional yang mewakili Nusa Tenggara Barat Lalu Mohammad Zohri mendulang medali emas keduanya dari nomor 200 meter putra setelah mengemas medali emas 100 meter putra pekan lalu. Zohri menjadi yang tercepat masuk garis finis dengan catatan waktu 21,31 detik yang masih di bawah rekor PON 20,98 detik yang dipegang Purnomo Yudi Wijaya dan rekor nasional 20,76 detik yang dibuat Suryo Agung Wibowo dalam SEA Games Thailand 2007.
Beberapa cabang masih mempertandingkan tahap-tahap pertama lomba, di antaranya renang. Dalam cabang olahraga ini DKI Jakarta meraih tiga medali emas, satu medali perak, dan dua medali perunggu hany dalam satu hari, Senin ini.
Ketiga medali emas yang direbut DKI dari kolam renang Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, itu berasal dari 100 meter gaya dada putra, 100 meter gaya punggung putra, dan 200 meter gaya bebas putra. Yang terakhir ini diciptakan oleh Joe Aditya W. Kurniawan yang mencatat waktu 1 menit 51,05 detik atau rekor baru PON, yang memecahkan rekor PON 2012 di Riau yang dibuat Triady Fauzi Sidiq dengan 1 menit 52,83 detik.
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021