Merauke (ANTARA) - Atlet gulat Sumatera Barat (Sumbar) Gilang Ilhaza Fernandes meraih medali perak gaya bebas kelas 74 kilogram meski dalam kondisi cedera pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua di GOR Dispora Merauke, Senin.

Pada laga final, atlet andalan Ranah Minang itu harus mengakui keunggulan wakil Jawa Timur, Rachmat Hadi dengan skor akhir 0-8.

Pelatih Gulat Sumbar Arnaldi mengatakan pencapaian Gilang dinilai luar biasa karena bisa sampai babak final dalam kondisi yang tidak 100 persen siap tempur.

"Gilang ini mengalami cedera sejak pertandingan babak penyisihan. Dia juga datang ke Papua menggantikan posisi kawannya yang tidak dapat ikut berlaga," kata dia.

Baca juga: Atlet gulat Sumbar Heru Fernandes raih perak di PON XX Papua
Baca juga: Hari kelima gulat pertandingkan tiga kelas terberat di gaya bebas

Gilang Ilhaza Fernandes yang berlaga di kelas 74 kilogram gaya bebas putra di laga perdana menghadapi Heri Padli dari Papua dan berhasil menang dengan skor 10-0.

Meski menang, cedera di jari kanannya kambuh sehingga tim kesehatan Sumbar harus bekerja keras untuk memperbaikinya dan mencoba meringankan rasa sakit yang diderita atlet.

Gilang terus berjuang optimal dan di laga kedua saat menghadapi Amriln Dulman dengan percaya diri dirinya memenangkan pertandingan dengan skor 14-4.

Setelah lolos ke semifinal dengan status sebagai juara grup, Gilang menantang atlet Kalimantan Selatan Rendy Aditya dan mengakhiri laga dengan skor 12-2. Pada pertandingan pertandingan ini sempat ada protes wakil Sumbar dan laga sempat dihentikan 10 menit.

Di babak final, Gilang harus mengakui keunggulan Rachmat Hadi dari Jawa Timur dengan skor 0-8 dan hasil tersebut hanya membuat dirinya mempersembahkan medali perak.

Di perebutan perunggu, atlet Kalimantan Selatan Randy Aditya mendapatkan keuntungan karena wakil tuan rumah Heri Padli tidak memenuhi panggilan bertanding dari panitia.

Baca juga: Kalsel raih medali emas pertama lewat cabang gulat
Baca juga: Zainal Abidin pecahkan kebuntuan emas gulat Kaltim

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021