Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan Forum Rektor Indonesia dikecoh tokoh lintas agama yang ingin menunggangi forum itu untuk politik praktis.

"Gerakan moral tokoh lintas agama eksklusif bohong. Mereka melakukan gerakan politik dengan mencoba menunggangi Forum Rektor dengan licik. Sebanyak 50 rektor universitas utama yang saya temui bersama Mendiknas Mohammad Nuh semalam menyatakan tidak tahu soal adanya deklarasi. Intinya para rektor terkecoh," katanya di Jakarta, Selasa, sebelum terbang ke Kupang bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Dipo Alam, dari penjelasan para rektor itu, pihaknya jadi bertanya-tanya siapa sebetulnya yang berbohong.

Ia meminta media menanyakan langsung kebenaran hal itu kepada Ketua Forum Rektor Indonesia Badiah Perizade, Rektor Universitas Negeri Jakarta Bedjo Sujanto dan Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar Rusliwa Somantri.

Rektor UI Gumilar Rusliwa yang dihubungi ANTARA menyatakan para rektor tidak tahu apa-apa. "Jadi bukan seperti yang dilansir sejumlah media massa," katanya.

Intinya, kata Gumilar, mereka itu bertemu dengan tokoh lintas agama dan tidak bermaksud apakah setuju atau tidak setuju.

"Bahkan tidak ada pernyataan resmi Forum Rektor mengenai negara yang rentan mengalami kegagalan, itu tidak benar," katanya.

Gumilar menjelaskan dalam pertemuan dengan tokoh lintas agama itu, memang ada salah seorang pembicara yang mengatakan bahwa berdasarkan data indeks dari sebuah lembaga survei internasional mengenai negara yang rentan mengalami kegagalan, Indonesia dikatakan sebagai salah satu negara yang rentan mengalami kegagalan (ranking 61).

Namun, lanjutnya, pemaknaannya harus hati-hati karena indikator penilaian banyak yang harus diperbaiki.

"Saya sebagai ilmuwan kalau bicara pe-rankingan seperti itu, kita harus kritis, terbuka untuk perbaikan, tapi jangan terjebak pada pihak yang memanfaatkan isu itu untuk instrumen politik menghantam pemerintah dan sebagainya," katanya.
(A017/Z003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011