Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian tengah menyiapkan aplikasi yang dapat memprediksi situasi ketahanan pangan sejumlah komoditas hingga beberapa waktu ke depan sebagai antisipasi kurangnya ketersediaan dan melonjaknya harga.
“Kita sedang menyiapkan aplikasi bernama Pro Pangan. Aplikasi ini mampu merekam data series multi years beberapa faktor sekaligus, untuk kemudian dilakukan analisis prediksi situasi ketahanan pangan pada beberapa waktu ke depan," kata Koordinator Kelompok Harga Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementan Rachmi Widiriani dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.
Badan Ketahanan Pangan melakukan upaya terobosan dengan menyiapkan alat analisis prediksi ketersediaan dan harga pangan nasional dan daerah, sebagai upaya deteksi dini (early warning system) situasi pangan. Kejadian pandemi 2020 dan situasi eksternal yang sangat cepat berubah perlu disikapi dengan tepat agar tidak berakibat buruk terhadap ketahanan pangan Indonesia.
Baca juga: Presiden Jokowi gelar rapat terbatas bahas ekosistem ketahanan pangan
Aplikasi Pro Pangan dilengkapi dengan dashboard yang menampilkan prediksi ketersediaan dan harga pangan hingga 2 sampai 3 bulan ke depan secara akurat, cepat, dengan tampilan dan warna yang mudah dipahami sebagai peringatan kewaspadaan kepada masyarakat.
Rachmi mengatakan bahwa aplikasi ini bermanfaat untuk kesiapsiagaan, mitigasi dan penggunaan anggaran yang efektif dan efisien. Dia mencontohkan, suatu provinsi bisa mengembangkan perdagangan antarwilayah untuk memperkuat ketahanan pangannya, berdasarkan neraca pangan antar wilayah dan perkembangan harga komoditas pangan.
Melalui aplikasi tersebut setiap provinsi dapat melihat potensinya, terutama untuk wilayah sentra produksi, sekaligus mencari wilayah atau provinsi lain untuk menjual hasil produksinya.
Baca juga: Kementerian Pertanian pastikan stok pangan aman hingga akhir tahun
“Misalkan provinsi Jawa Timur atau wilayah sentra lainnya, saat surplus komoditas cabai, dapat melihat potensi pasar di provinsi lain yang memiliki potensi untuk menyerap atau membutuhkan komoditas tersebut. Demikian juga sebaliknya,” kata dia.
Melalui aplikasi Pro Pangan, masyarakat juga dapat melihat berapa sebenarnya ketersediaan dan harga komoditas pangan strategis secara nasional. Selain itu, juga dapat dilihat wilayah atau provinsi mana saja yang memiliki potensi produksi komoditas pangan cukup atau sebaliknya wilayah mana saja yang defisit.
Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Badan Ketahanan Pangan Risfaheri berharap ke depan masyarakat maupun pemerintah pusat dan daerah dapat terus menjaga stabilisasi ketersediaan maupun harga pangan secara efektif, sekaligus meredam gejolak pangan secara lebih awal.
“Pro Pangan selain memberikan informasi dan kondisi pangan nasional dan wilayah, juga dapat dijadikan salah satu acuan atau early warning system, untuk mengantisipasi terkait ketersediaan dan perkembangan harga pangan,” kata Risfaheri.
BKP Kementan juga telah mengembangkan aplikasi panel harga pangan yang menyajikan informasi harga komoditas pangan pokok yang dipantau pemerintah. Panel harga BKP ini hanya menyediakan perkembangan harga secara realtime baik di tingkat produsen, pedagang grosir hingga eceran berdasarkan input data yang dilakukan oleh enumerator yang ada di seluruh provinsi dan kabupaten/kota.
Aplikasi Pro Pangan mengembangkan data panel harga pangan sebagai bagian dari analisis proyeksi ketersediaan dan harga pangan sehingga dapat menjadi sumber informasi dan referensi yang kuat bagi pemerintah maupun masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021