Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Nasaruddin Umar mengatakan masjid dapat dipergunakan untuk sosialisasi produk jaminan halal.
Menurut Nasaruddin, hal tersebut dapat dikembangkan untuk membentuk konsumen, produsen, hingga tujuan wisata halal.
“Kita punya 900.000 masjid di seluruh Indonesia. Jika salah satu faktor sosialisasi atau mengajak konsumen halal dan membentuk produsen barang halal, itu akan luar biasa,” ujar dia, dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Senin.
Nasaruddin mengatakan dengan hak tersebut, masjid tidak sekadar menjadi tempat untuk beribadah, melainkan juga membentuk perekonomian Islam.
“Bisa membuka minimarket, membeli sambil beramal, itu luar biasa,” ujar dia.
Dia bersyukur bahwa pemerintah Indonesia telah melangkah maju dan memberikan fasilitas untuk umat Islam mengakses produk-produk halal sesuai syariat.
Menurut dia, bagi kaum non-muslim tidak perlu merasa risih dengan maraknya produk halal, karena dampaknya juga akan membangun perekonomian secara nasional hingga global.
Ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, baik secara global maupun nasional. Compound Annual Growth Rate (CAGR) memproyeksi, industri halal akan meningkat mencapai 6,2 persen hingga Tahun 2024. Pengeluaran konsumen Muslim dunia pun diperkirakan mencapai 3,2 triliun Dolar AS.
Sedangkan dalam lingkup ekonomi syariah global, berdasarkan The Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2020/2021, Indonesia menduduki posisi ke-4, di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Dengan jumlah umat Muslim lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia seharusnya menjadi pasar sekaligus produsen terbesar untuk produk halal.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021