Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hadir untuk mempromosikan dan membuka peluang investasi pada sektor kehutanan di Expo 2020 Dubai.
Pada pekan kedua Expo Dubai, Paviliun Indonesia menampilkan potensi bisnis hasil hutan Indonesia.
"Keikutsertaan KLHK pada Expo 2020 Dubai adalah untuk menunjukkan pada dunia tentang prestasi dan kemajuan Indonesia di bidang industri, teknologi, lingkungan hidup dan kehutanan. Hal ini dapat dilihat dari hasil hutan bukan kayu, hasil hutan kayu olahan, hingga produk yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar hutan," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Wamen LHK menuturkan Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif dibandingkan negara lain dalam hal produktivitas bahan baku.
"Hal ini dapat menjadi potensi ekspor yang luar biasa," ujarnya.
Baca juga: Luar biasa, Paviliun Indonesia di Dubai Expo dikunjungi 11.000 orang
KLHK pun hadir untuk membuka peluang investasi pada sektor kehutanan, berupa pengelolaan kawasan hutan dan pemanfaatan hutan, jasa wisata alam dan produk kayu serta turunannya.
"Perhelatan Expo 2020 Dubai juga merupakan ajang yang tepat untuk lebih jauh memperkenalkan Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK), yang merupakan upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan produk kehutanan yang legal dan lestari," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto.
SVLK merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia untuk mengedepankan aspek sosial dan ekologi dalam proses pemanfaatan dan pengelolaan hutan.
Implementasi SVLK memberikan manfaat antara lain kepercayaan pasar yang lebih baik, akses pasar terutama ke pasar internasional, menekan laju kerusakan hutan, mendukung perbaikan tata kelola dan jaminan bagi mitra dagang atas bukti dan keterlacakan bahan baku dari sumber legal dan lestari.
SVLK telah berhasil menaikkan nilai ekspor produk kayu sebesar 91,7 persen sejak 2013 ke tahun 2019.
Baca juga: Kemendag catat pengunjung Paviliun Indonesia capai 6.248 orang
Hingga April 2021, kinerja ekspor industri hasil hutan naik 21,6 persen menjadi 4,42 miliar dolar AS atau Rp63,14 triliun. Bahkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dapat menjadi arus utama dalam pemanfaatan hutan di Indonesia sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan baik.
Berbagai peluang investasi dan produk usaha kehutanan dan hasil hutan ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi bagi penerimaan negara dan membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya.
Pada Expo 2020 Dubai, KLHK membawa empat produk yang mewakili produk-produk terbaik Indonesia dari hasil hutan bukan kayu (HHBK), hasil hutan kayu olahan, dan produk masyarakat sekitar hutan.
Beberapa HHBK yang akan dibawa ke Paviliun Indonesia adalah mulai dari komoditas rotan, kemenyan, hingga madu.
Sedangkan produk hasil kayu olahan yang dibawa ke Paviliun Indonesia diantaranya radio kayu tropis dan sedotan purun danau, yang merupakan sedotan sekali pakai yang tidak bisa dicuci seperti sedotan dari bambu.
Ada pun produk masyarakat sekitar hutan yang turut ditampilkan adalah kacang kenari dari Pulau Makian, Maluku Utara hingga kopi liberika yang ditanam di lahan gambut.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021